Liputan6.com, Jakarta Wanita berisiko lebih besar terinfeksi chikungunya. Apa sebabnya? Peneliti menduga nyamuk itu sangat pemalas sehingga lebih banyak menggigit kaum wanita.
Menurut peneliti, nyamuk tak suka perjalanan jauh dan cenderung menyerang wanita yang lebih banyak waktu di rumah dibanding pria.
Penyakit chikungunya terjadi melalui nyamuk Aedes Aegypti dengan cara yang sama seperti Zika. Nyamuk menggigit di siang hari dan menyebabkan gejala yang melemahkan termasuk demam, sakit kepala, dan nyeri sendi yang berlangsung lama.
Advertisement
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, menganalisis wabah chikungunya tahun 2012 di desa Bangladesh dari Palpara, sekitar 100 km (60 mil) dari ibukota Dhaka.
Penelitian mengungkapkan lebih dari seperempat kasus yang tersebar pada ibu rumah tangga, sementara setengah dari infeksi terjadi kurang dari 200 meter, menciptakan kelompok kecil dari penyakit.
Nyamuk yang menginfeksi tidak suka melakukan perjalanan jauh. Perempuan Bangladesh, yang menghabiskan dua pertiga harinya di rumah, 1,5 kali lebih mungkin mengembangkan chikungunya dibandingkan pria yang menghabiskan kurang dari setengah waktunya di rumah pada siang hari.
"Tampaknya nyamuk sangat malas," Henrik Salje, pemimpin penelitian dari Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health, seperti dilansir The News International, Rabu (16/11/2016).
Nyamuk menggigit seseorang ibu rumah tangga dan menginfeksi dengan virus dan kemudian berputar di sekitar untuk menggigit orang lain di rumah yang sama atau sangat dekat. Wanita lebih banyak waktunya menghabiskan di dalam dan sekitar rumah artinya mereka berada pada risiko tinggi menjadi sakit.
Penyakit ini terjadi di Afrika dan Asia, tetapi kasus juga telah dilaporkan di Eropa dan Amerika.