Sukses

Terbiasa Tidur Subuh dan Bangun Siang, Apakah Termasuk Insomnia?

Bagi sebagian orang, terutama dewasa muda, susah tidur merupakan masalah lazim.

Liputan6.com, Jakarta Bagi sebagian orang, terutama dewasa muda, susah tidur merupakan masalah lazim. Meski awalnya tidak terbiasa, lama-lama orang tersebut jadi terbiasa tidur subuh kemudian bangun siang hari. Lantas, apakah ini termasuk insomnia?

Menurut dokter Astuti, SpS(K) kondisi seperti ini dinamakan gangguan irama sirkadian. Berbeda dengan insomnia, kondisi ini menyebabkan seseorang tidak mau tidur dan melakukan aktivitas lain.

"Gangguan irama sirkadian ini ketika dia memang enggak mau tidur tapi main game atau mengerjakan pekerjaan sehingga waktu tidur delay," katanya, ditulis Sabtu (19/11/2016).

Meski begitu, ketika orang tersebut sudah menginginkan tidur, begitu bertemu kasur dan bantal langsung bisa tidur. Keesokan harinya, saat bangun ia merasa segar. Kondisi ini berbeda dengan orang insomnia. "Kalau insomnia kan dia ingin tidur tapi enggak bisa tidur," kata dokter dari Klinik Gangguan Tidur RSUP Sardjito ini.

Pada orang dengan gangguan irama sirkadian, Astuti mengatakan ada cara untuk mengembalikan waktu tidur menjadi normal.

"Atur lagi dengan menjadwalkan jam tidur alamiah. Misalnya sudah jamnya tidur, masuk kamar, siapkan badan, berdoa dan mengenakan pakaian nyaman, lalu merebahkan diri kasur untuk mencoba tidur," katanya.

Jika dalam waktu 15-30 menit belum mampu tidur, keluar dari kamar. "Tidur tidak bisa dipaksakan. Jadi kalau tidak segera tertidur lebih baik keluar kamar. Nanti masuk lagi ketika sudah mengantuk," sarannya.

Bila dengan cara di atas belum bisa mengembalikan jam tidur seperti orang-orang kebanyakan, Anda bisa mendatangi dokter. Kondisi seperti ini baisanya dapat dibantu dengan pemberian hormon melatonin maupun terapi cahaya.