Liputan6.com, Jakarta Gambar kanker paru di bungkus rokok bukan sekadar menakut-nakuti. Memang benar, sekitar 80 persen pasien kanker merupakan perokok.
Menurut dokter spesialis paru, Jamal Zaini, kandungan tar pada rokok yang bersifat merusak saluran pernapasan termasuk jaringan paru. Di dalam tar sendiri terdapat paling tidak 4000 bahan berbahaya.
Baca Juga
"Jadi saluran napas itu terpapar zat-zat berbahaya yang ada di rokok. Awalnya itu merusak sel-sel epitel, lalu fungsinya rusak, baru jadi kanker," kata Jamal saat berbincang dengan wartawan di RSUP Persahabatan Jakarta, ditulis Sabtu (19/11/2016).
Advertisement
Memang efek kanker paru tidak langsung sehari. Melainkan butuh waktu puluhan tahun serta diiringi faktor risiko lainnya. "Misalnya dia merokok, lalu ada keluarganya yang terkena kanker, ditambah lagi dia bekerja di tambang. Itu besar sekali risikonya (terkena kanker paru)," kata Jamal.
Lalu bagaimana dengan social smoker alias merokok jarang-jarang? Jamal mengungkap potensi terkena kanker paru tetap ada walaupun memang tidak setinggi perokok biasa. "Makin sering merokok, makin tinggi risikonya," tandasnya.