Sukses

Dikira Hamil, Pengantin Baru Ini Ternyata Mengandung Kanker Ganas

Kisah malang pasangan pengantin baru di Kota Manchester, Inggris, saat mengetahui yang dikandung sang wanita bukanlah bayi, tapi kanker.

Liputan6.com, Manchester- Tidak ada yang bisa membuat pasangan pengantin baru asal Manchester, Inggris, Stephanie Theobald, dan suaminya, Michael, lebih sedih dan patah hati daripada mengetahui fakta bahwa yang telah dikandung sang istri selama 12 minggu setelah pernikahan bukanlah bayi, tapi tumor ganas.

Awalnya, mereka berdua mengira yang dikandung betul bayi dan hal ini adalah sesuatu yang sudah mereka tunggu-tunggu sejak lima tahun berpacaran. Orangtua Stephanie juga sangat antusias dan mendamba-dambakan seorang cucu dari putrinya itu.

“Saya anak paling kecil dari enam bersaudara dan saya satu-satunya perempuan. Jadi bukan hanya saya dan pasangan saja, namun orangtua juga sangat mengharapkan cucu dari kami,” ungkap Stephanie kepada Daily Mail, mengutip Senin (21/11/2016).

Stephanie dan Michael pun tidak pikir panjang untuk memberitahukan keluarga mereka soal kabar gembira itu. Mereka terlalu bersemangat memikirkan impian memiliki seorang bayi dan ingin keluarga mereka merasakan kegembiraan yang sama.

“Pas saya tahu atau.. saya kira saya hamil, saya langsung buru-buru telepon keluarga saya dan juga keluarga Michael,” ceritanya.

Sayangnya, impian mereka semua harus ditunda dulu karena saat memasuki minggu 12, perawat di rumah sakit tempat Stephanie biasa melakukan pengecekan rutin melaporkan sebuah berita buruk terkait kehamilannya.

Sang perawat mengaku dirinya tidak bisa menemukan atau mendengar detak jantung bayi yang ada di dalam perut Stephanie. Saat itu, Stephanie, Michael dan juga perawat belum mengetahui fakta sebetulnya dan masih mengira betul bayi yang dikandung, hanya saja detak jantungnya tidak terdeteksi.

Sang perawat bahkan sempat menyarankan untuk Stephanie menunggu sampai harus melahirkan secara normal untuk mengetahui secara pasti kondisi si buah hati nantinya.

Namun setelah tindakan biopsi yang dilakukan oleh dokter, barulah terungkap kondisi kehamilan langka yang dialami Stephanie yaitu, kehamilan molar lengkap atau hamil anggur.Artinya, yang terjadi setelah telurnya dibuahi adalah, plasenta tumbuh abnormal dan berubah wujud menjadi gumpalan kista.

“Saya sangat syok, kondisi ini sangat langka dan hanya terjadi pada 1 :1000 wanita hamil di dunia,” Stephanie menerangkan dengan tatapan bingung sekaligus sedih menyeringai wajahnya.

trofoblastik gestasional

Kehamilan molar sebetulnya bisa ditangani karena tumor yang berkembang biak dalam rahim umumnya jinak dan non-kanker. Namun, setelah pengecekan yang dilakukan secara intensif, Stephanie ternyata juga menderita komplikasi penyakit yang disebut trofoblastik gestasional, akibat kondisi kehamilan molarnya.

Penyakit trofoblastik gestasional jauh lebih mencemaskan karena ini merupakan suatu kelainan selama awal dan tengah kehamilan yang ditandai dengan pendarahan. Potensinya menjadi ganas sangat besar dan inilah yang terjadi pada Stephanie.

Stephanie akhirnya harus menjalani kemoterapi berulang kali yang mana beberapa kurang sukses. Kegagalan beberapa sesi kemoterapi seperti mimpi buruk baginya karena tubuhnya tidak mau merespon pada pengobatan yang diberikan.

Ia pun semakin tersiksa karena kemoterapi yang gagal justru memicu penggumpalan darah di bagian lengannya. Terlebih, ia harus menghadapi trauma dan gangguan psikis lainnya yang sangat mungkin ditimbulkan oleh kondisi paling menantang bagi semua wanita seantero jagad ini.

“Saya tidak bisa bohong saya masih kesulitan menerima kenyataan dan tidak tahu berapa lama rasa trauma ini akan mengintai saya. Dokter memberikan saya secercah harapan. Ia berkata bahwa saya mungkin bisa kembali hamil saat usia saya menginjak 37 tahun,” ucapnya dengan penuh harapan.

Meski diberikan harapan, dirinya tetap merasa sedih karena hal tersebut masih suatu kemungkinan. Selain itu, dirinya sadar hamil di usia tua tantangannya jauh lebih banyak.