Liputan6.com, Jakarta Sejak lulus pendidikan kedokteran di Universitas YARSI, dokter cantik asal Yogyakarta ini tak langsung memutuskan untuk lanjutkan pendidikan spesialisasi. Dewi Sotya Wardhani, memilih bidang aesthetic karena pada saat itu ia melihat adanya pergeseran gaya hidup masyarakat, khususnya kaum wanita yang ingin tampil cantik dalam segi berpenampilan.
Namun, Sotya tak asal memberikan jasanya begitu saja. Ia tidak mau wanita yang ingin cantik mendapatkan keinginannya secara instan. Maklum, ia adalah orang yang sangat concern terhadap kesehatan dari luar dan dalam.
"Kalau seseorang itu pengin cantik, syarat yang pertama dan paling mutlak itu adalah menjadi orang yang sehat. Nah bidang estetik itu adalah salah satu daya tarik atau magnet tersendiri saat ini bagi pria dan wanita," ungkapnya.
Advertisement
Tak berhenti mengemban ilmu di bidang kecantikan, memasuki 2006 wanita berambut panjang ini mulai melirik adanya pengembangan-pengembangan dalam teknologi kesehatan yang dikenal dengan stem cell. Kongres, workshop, hingga kajian yang bersifat terapi sel mulai ia jajaki.
Sepuluh tahun yang lalu perkembangan stem cell di Indonesia masih sangatlah jarang dibandingkan negara-negara di benua Eropa, tetapi menurut Sotya, negara ini memiliki potensi besar untuk mengembangkannya.
"Saya sempat mewakili Indonesia di Korea dalam Global Inovasi Forum. Di sana dunia internasional itu sangat pesat kemajuannya dalam teknologi kesehatan, tapi Indonesia adalah negara yang berpotensi besar untuk mengembangkan ini karena kita punya sumber daya alam dan manusia yang sangat besar," katanya.
Stem cell harapan hidup di masa depan
Stem cell harapan hidup di masa depan
Kegunaan stem cell itu sendiri memang bertujuan untuk meremajakan seluruh sel di tubuh. Tetapi kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa stem cell sebatas tindakan dalam bidang kecantikan yang kegunaan untuk membuat seseorang nampak lebih fresh dan awet muda.
Padahal, kegunaan stem cell lebih dari itu. Stem cell sendiri terbagi menjadi dua jenis, untuk meremajakan dan pengobatan penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung, penyakit autoimun seperti asma, dan stroke, lanjut Sotya.
Sel induk manusia itu dapat bereplikasi atau memperbanyak diri, dan mampu berdiferensiasi yang artinya dapat membentuk yang baru, sambung Sotya. Mereka bisa menjadi sel otot, sel tulang, sel rambut, sel mata, dan sel baru lainnya.
"Biasanya kita ambil 300 cc, nah stem selnya yang diambil ini kan masih tidur kemudian kita aktivasi dengan teknologi itu. Kita aktifkan dari yang tidur hingga hidup kembali, tapi stem sel ini harus segera di masukkan ke dalam tubuh karena dia hanya bertahan satu jam di luar dan harus segera dimasukkan ke dalam tubuh," Sotya menjelaskan.
Di Jakarta sendiri, dokter yang menguasai bidang stem cell ini masih sedikit. Mungkin hanya ada belasan orang, kata Sotya. Meskipun bidang ini belum merata digunakan, tetapi hampir 20 persen pasien diabetes Sotya yang menjalani stem cell berhasil pulih.
"Angka diabetes itu tiap tahunnya naik 30 persen. Kebanyakan penyakit yang terjadi itu akibat gaya hidup. Pasien diabetes saya aja yang termuda itu usia 13 bahkan 10, dan pasien diabetes tipe 2 termuda saya itu 23 tahun," ungkap dokter yang berpraktik di kawasan Kemang, Jakarta Selatan ini.
Khusus pasien diabetes, stem cell ini hanya dilakukan setidaknya enam bulan hingga satu tahun sekali, dengan harapan sel pankreas dapat diremajakan kembali. Sehingga pankreas dapat memproduksi insulin dengan baik dan pasien diabetesi tidak perlu melakukan injeksi insulin lagi.
Setiap bulannya pasien diabetes yang menjalani stem cell mendapat pantauan dari Sotya, untuk melihat apakah hasil dari stem sel itu sendiri bekerja dengan baik atau tidak. Biasanya pengecekannya dilakukan dengan pemeriksaan darah. Jika bekerja dan hasilnya baik, maka dosis obat-obatan bisa dikurangi.
"Bahkan pada beberapa pasien yang tadinya harus mendapatkan infus injeksi insulin, sekarang tidak perlu lagi sehingga dia sudah bisa menjalankan kehidupan normal dengan pola makan yang khusus untuk diabetesi," tambahnya.
Dokter cantik ini pun mengungkap bahwa penyebab terbesar seorang terkena diabetes ialah akibat faktor keturunan dan konsumsi makanan cepat saji, dan siap saji, yang semakin hari membuat individu sangat konsumtif.
"Orang sekarang ini disuguhi segala hal yang konsumtif supaya mereka bisa merasakan dirinya hebat padahal seperti junk food atau fast food itu kandungannya dapat merusak sel kita," lanjut Sotya.
Besar harapan Sotya, terhadap pemerintah untuk berkonsentrasi dan turun langsung memberi perhatian bidang stem cell ini.Â
Saya abdikan untuk negara
Saya abdikan untuk negara
Beberapa waktu lalu Sotya, dokter selebritas yang cukup ngetop di Jakarta ini mendapatkan tawaran untuk bekerjasama dengan sebuah perusahaan asing, untuk mengembangkan stem cell dalam DNA, tapi risiko pekerjaan ini terlalu besar.
"Stem cell ini bisa dikatakan senjata biologis. Bayangkan saja sel kita engineering, sel bisa diubah-ubah dan masuk ke DNA. Itu bahaya, saya tidak mau. Saya akan mengabdikan untuk negara saya untuk kepentingan rakyat Indonesia dan untuk membantu, bukan untuk kepentingan lain," ujar Sotya.
Setiap tahunnya, ada momen pertemuan ilmiah yang didatangi oleh Sotya. Di sana akan ada temuan terbaru dalam lini kedokteran. Yang sudah pasti hadir adalah penemuan virus-virus baru.
"Kalau kita sakit dan berobat, pasti dokter banyak menjawab sakitnya karena virus, tapi tidak menyebutkan apa virusnya. Ya pantas saja, orang mutasi virus itu terjadi dalam 20 menit sekali, dia (virus) bisa beranak," tambahnya.
Sotya mengakui bahwa Indonesia cukup ketinggalan jauh dalam bidang stem cell. Tetapi begitu banyak perusahaan asing atau perusahaan multi nasional yang melirik Indonesia, baik dari sumber daya alam dan manusianya yang bisa dijadikan tenaga kerja mereka.
"Indonesia itu potensinya besar sekali, sumber daya alam dan manusianya besar. Sekarang dengan seenaknya saja perusahaan multi nasional masuk ke sini dan kita cuma jadi pekerjanya saja. Ini bahaya, ya saya enggak mau," Sotya menjelaskan.
Sotya mengibaratkan, bahwa bidang kesehatan itu bukan sebatas ada penyakit dan pengobatan saja. Melainkan bidang yang paling crucial.
"Ibarat kata senjata bom nuklir kan kelihatan bentuknya, kalau senjata biologis enggak kelihatan. Seperti kapsul kecil, saya buka akan bikin seruangan ini pingsan," katanya.
Permintaan selebritas hingga slogan healthy lifestyle
Permintaan selebritas hingga slogan healthy lifestyle
Dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan dan kepeduliannya dalam bidang kesehatan juga membuat ibu tiga anak ini tak henti-henti menyuarakan slogan healthy lifestyle dan selalu menjadi orang yang happy.
Mungkin terdengar klasik, tetapi menurut wanita berumur 40 tahun ini, menjalankan pola hidup sehat akan menjauhkan diri dari segala masalah kesehatan. Hebatnya, Sotya berhasil memberikan informasi berantai ini kepada seluruh lapisan masyarakat, hingga selebritas, pengusaha, dan pejabat.
Permintaan paling umum selebritas yang datang ke Sotya tak lain dan tak bukan adalah menginginkan tubuh kurus dan ramping hingga tak ingin terlihat tua.
"Ya biasa permintaannya mau kurus dok, enggak mau kelihatan tua dari teman-teman tapi jangan mencolok banget. Pengin terlihat manglingin dok, kalau bisa tuh jangan sampai ada uban yang tumbuh di kepala," ceritanya sambil tertawa.
Meski Sotya berusaha memberikan perawatan yang terbaik tapi ia tak pernah meninggalkan slogannya kepada pasien-pasien yang datang kepadanya untuk menjalankan slogan miliknya.
"Saya selalu kasih informasi berantai, saya coba satu-satu sampaikan kepada semua teman-teman untuk healthy lifestyle. Tiap hari saya minum jus buah sayur, kemudian difoto dan upload ke sosial media. Itu bisa jadi informasi, dan contoh," terangnya.
Usia pasien Sotya cukup beragam. Umumnya wanita di atas 30 tahun, bahkan remaja yang menginjak 20 tahun dengan permintaan yang sama. Sotya juga memiliki program untuk menurunkan berat badan yang dinamakan detox, dengan peraturan individu dilarang makan nasi dalam waktu lima hari.
"Jadi cuma minum jus buah sayur. Dua hari pertama itu pasti cranky banget tapi dia bisa ngeluarin BAB yang bau banget. Jadi itu residu makanan di perut dapat terkuras," kata wanita yang hobi lari ini.
Program ini bisa diulang selama dua atau tiga bulan sekali, tergantung pada ketahanan tubuh individu itu. Ia hanya menganjurkan program ini pada orang-orang sehat yang tidak memiliki kecenderungan alergi.
"Dengan saya mencanangkan slogan healthy lifestyle dan selalu happy untuk menjadi sehat ini, membuat pasien-pasien yang ingin lebih cantik dan ganteng akan jauh lebih sehat dan membuat mereka mengerti syarat utama kehidupan itu adalah sehat," tuntas dokter cantik ini.
Â
Biodata
Nama :Â Dewi Sotya Wardhani
TTL : Jakarta, 9 Juni 1976
Jenis kelamin : Wanita
Agama : Islam
Status : Menikah
Riwayat pendidikan
Kedokteran Umum Universitas YASRSI Jakarta
Akupuntur Umum dan Kecantikan di Jakarta
Basic & Advance Aesthetic Course di Jakarta
Mesenchymal Stem Cell Research
Singapore Stem Cell Society Research
Riwayat pekerjaan
Dokter Aesthetic Medic & Akupuntur di Jakarta
General Manager di Perusahaan Cell Engineering di Jakarta
Dokter Estetik Medik untuk Aplikasi Kecantikan Ayutu
Â