Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

3 Fakta Mengejutkan Tentang Seks Oral

Hampir setengah dari remaja, dan 90 persen orang dewasa usia 25-44 pernah melakukan seks oral dengan lawan jenis.

Liputan6.com, Jakarta Kebanyakan orang Amerika memiliki pengalaman dengan seks oral, dan itu dilakukan oleh remaja. Hampir setengah dari remaja, dan 90 persen orang dewasa usia 25-44 pernah melakukannya dengan lawan jenis, menurut survei CDC yang dilakukan antara 2006 dan 2008.

Seks oral bisa menjadi bagian yang sehat, menyenangkan dari hubungan seksual. Tapi ada beberapa hal yang tak diketahui orang banyak tentang seks oral. Berikut ini tiga fakta yang mengejutkan, dilansir laman Webmd, Sabtu (26/11/2016).

1. Seks oral terkait dengan kanker tenggorokan

Kanker? Ya, Anda bisa terkena kanker tenggorokan dari oral seks, kata Kepala Dinas Kesehatan American Cancer Society, Otis Brawley, M.D.

Para peneliti menemukan bahwa beberapa kanker orofaringeal (tengah tenggorokan) dan amandel mungkin disebabkan oleh jenis tertentu dari human papillomavirus (HPV), tapi tidak selalu menyebabkan kanker. Jika Anda tidak terkena HPV selama seks oral, Anda tidak berisiko terkena kanker.

Brawley mengatakan bahwa petunjuk dari hubungan antara HPV dan kanker tengah tenggorokan datang di akhir 1980an dan awal 1990an. Para peneliti melihat peningkatakan jenis kanker tersebut. Dan mulai memengaruhi jumlahnya pada orang usia 40 tahun yang tidak merokok dan minum.

Padahal, dekade sebelumnya kanker bisa ditemukan pada orangtua yang merokok dan peminum berat. Dan pada awal 2000an, ilmuwan mampu menggunakan tes DNA lanjutan untuk menemukan HPV.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine pada 2007 menunjukkan risiko lebih besar untuk kanker orofaringeal pada orang yang melakukan oral seks. DNA HPV tipe 16 sering ditemukan dalam kanker orang yang memiliki banyak pasangan seks oral.

Baik pria maupun wanita bisa mengalami infeksi HPV di tenggorokan. "Ini tidak mendiskriminasi berdasarkan gender," terang Brawley.

Dan Brawley mengatakan metode pencegahan terbaik masih belum ada, tetapi dalam hal kesadaran masyarakat, informasi ini tentu harus diketahui.

2. Seks oral meningkatkan beberapa hubungan dewasa

Seks oral bisa menyebabkan stres bagi beberapa pasangan, dan meningkatkan keintiman bagi lainnya, kata terapis seks, Louanne Cole Weston PhD dari Fair Oaks, California. Dia mengatakan stres tentang seks oral sering berkaitan dengan keprihatinan satu pasangan yang bersih.

"Satu orang tidak akan mau menerimanya karena dia khawatir tentang reaksi pasangan," kata Weston.

Sementara beberapa orang lainnya cemas akan kinerja pasangan, apakah bisa melakukannya dengan menyenangkan atau tidak. Weston menambahkan melakukan seks oral bisa sebagai penguat hubungan dan koneksi sangat intim bersama pasangan.

3. Tanpa kondom biasa, tapi memiliki risiko

Beberapa penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV, herpes, sifilis, gonore, HPV, dan virus hepatitis dapat ditularkan melalui seks oral. "Seks oral bukan seks yang aman," kata Terri Warren, RN, pemilik klinik yang mengkhususkan dalam PMS.

Risiko tergantung pada beberapa hal, di antaranya berapa banyak pasangan seksual yang Anda miliki, jenis kelamin, serta posisi Anda pada hubungan tersebut. Menggunakan perlindungan dapat mengurangi risiko terkena PMS.

Tapi kebanyakan orang tidak menggunakan perlindungan untuk seks oral. Menurut survei, itu hal yang biasa dilakukan remaja aktif secara seksual, dan orang dewasa.

Mungkin belum banyak orang yang tahu bahwa PMS dapat menyebar. Bagi mereka yang melakukannya tidak melihat risiko kesehatan dengan serius, Warren mengatakan.

 

 

 

Â