Liputan6.com, London: Laporan penelitian dari Institute of Food Research, menyebutkan sayuran beku ternyata mengandung lebih banyak zat gizi dibandingkan sayuran segar, demikian rilis the Telegraph, Kamis (4/3). Dalam penelitian disebutkan sebanyak 45 persen nutrisi penting dalam sayuran segar hilang ketika dikonsumsi, karena produk sayuran segar memakan waktu hingga dua minggu sampai dikonsumsi. Sedangkan, dalam survei menyebutkan 80 persen pembeli sayuran segar di supermarket, berpikir bahwa sayuran hanya memakan waktu kurang dari empat hari.
Sementara beberapa komoditas sayur lainnya seperti, kacang hijau telah kehilangan 45 persen dari nutrisi, brokoli dan kembang kol sebanyak 25 persen, kebun kacang polong hingga 15 persen dan wortel 10 persen karena distribusi produk tersebut memakan waktu sebanyak 16 hari.
Sedangkan sayuran yang segera dibekukan setelah dipanen, mampu menjaga kadar nutrisi didalam sayuran lebih banyak, demikian hasil laporan penelitian menyebutkan yang bekerja sama dengan produsen makanan beku, Birds Eye. Ahli gizi Dr Sarah Schenker mengatakan, "Kandungan gizi sayuran segar mulai memburuk sejak dibeli hingga dikonsumsi. Terkadang, kita sering berpikir bahwa kita sedang memetik sayuran penuh gizi bermanfaat padahal sebaliknya."(AYB)
Sementara beberapa komoditas sayur lainnya seperti, kacang hijau telah kehilangan 45 persen dari nutrisi, brokoli dan kembang kol sebanyak 25 persen, kebun kacang polong hingga 15 persen dan wortel 10 persen karena distribusi produk tersebut memakan waktu sebanyak 16 hari.
Sedangkan sayuran yang segera dibekukan setelah dipanen, mampu menjaga kadar nutrisi didalam sayuran lebih banyak, demikian hasil laporan penelitian menyebutkan yang bekerja sama dengan produsen makanan beku, Birds Eye. Ahli gizi Dr Sarah Schenker mengatakan, "Kandungan gizi sayuran segar mulai memburuk sejak dibeli hingga dikonsumsi. Terkadang, kita sering berpikir bahwa kita sedang memetik sayuran penuh gizi bermanfaat padahal sebaliknya."(AYB)