Liputan6.com, Surabaya- Menurut prediksi dunia, kasus HIV di Indonesia sekitar 0,5 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar 600-an ribu. Sementara data kumulatif menyebutkan kasus HIV di Indonesia dari 1988 hingga September 2016 tercatat 209 ribu kasus. Ini artinya masih banyak orang dengan HIV belum terdeteksi.
"Sekarang baru ditemukan 209 ribu yang positif HIV. Jadi Kalau jumlah HIV meningkat its's okay. Itu karena keberhasilan kita membongkar," tutur Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, M. Subuh.
Baca Juga
Masih banyaknya orang dengan HIV belum terdeteksi terkait dengan stigma terhadap penyakit satu ini. Seperti diketahui, penyakit yang satu ini lekat dengan perilaku menyimpang seperti pekerja seks sehingga masyarakat enggan untuk memeriksakan status dirinya HIV atau tidak.
Advertisement
"Orang-orang masih segan diperiksa. Padahal pemeriksaan gratis dan obatnya gratis," tutur Subuh usai Peringatan Hari AIDS Sedunia di Surabaya ditulis Minggu (4/12/2016).
Terkait masih rendahnya tes HIV, di Peringatan Hari AIDS Sedunia 2016 lalu, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mencanangkan gerakan ajakan tes HIV untuk masyarakat umum. Ajakan untuk masyarakat tersebut dilakukan dalam bentuk Kegiatan Kampanye Peduli HIV AIDS dengan slogan TOP yaitu, segera (Temukan) orang dengan HIV AIDS (ODHA), segera (Obati) dengan antiretroviral (ARV) untuk (Pertahankan) kualitas hidup ODHA.
Ajakan melakukan tes HIV terutama kepada mereka yang berisiko. Diantaranya populasi kunci HIV yakni yakni pekerja seks komersial, pengguna napza jarum suntik (penasun), LSL (lelaki suka lelaki), dan waria. Lalu, pria yang sering 'jajan' juga disarankan untuk melakukan tes HIV.
Tes HIV juga diwajibkan pada ibu hamil. Bila positif HIV, bisa dilakukan pencegahan agar janin yang dikandugn tidak tertular penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini.