Liputan6.com, Jakarta Saat hamil, wanita akan mengalami peningkatan cairan vagina berupa keputihan yang mengental. Hal ini dikenal sebagai leukorrhea, keputihan yang tidak berbau. Namun hal ini membuat beberapa wanita tidak nyaman.
Anda mungkin bertanya, apakah Anda boleh melakukan douche (cuci vagina) saat hamil?
Advertisement
Sebagian besar dokter tidak menyarankan cuci vagina untuk wanita hamil. Menurut info dari Departemen Pelayanan Kesehatan Amerika Serikat, cuci vagina adalah membasuh bagian dalam vagina dengan air atau cairan campuran lainnya
Anda dapat menemukan douche kemasan yang biasanya mengandung campuran air dan cuka, baking soda, atau yodium. Air disemprotkan ke dalam vagina dengan menggunakan botol. Wanita melakukan cuci vagina untuk membantu menghilangkan bau keputihan.
Tapi Dr Elisa Ross, seorang dokter kandungan dan ginekolog di Clinic Women Health Institute, normal bagi vagina wanita untuk berbau dan mengeluarkan cairan. Dan bau serta cairan ini juga akan berubah sesuai dengan siklus bulanan.
Cairan baru mengindikasikan adanya infeksi atau jamur ketika warna dan baunya berubah dari biasanya. Ketika hal ini terjadi, sang wanita yang mengalaminya perlu berkonsultasi ke dokter.
Persalinan prematur
Persalinan prematur
Cuci vagina dapat menyebabkan masalah serius selama kehamilan. Sebuah studi dari Jurnal Amerika Obstetri dan Ginekologi menemukan, wanita yang cuci vagina selama kehamilan berisiko mengalami persalinan prematur.
Dari laman Romper, Minggu (4/12/2016), cuci vagina sebelum kehamilan dapat merusak tuba falopi (saluran rahim) dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik (janin menempel pada organ lain).
Penelitian lain menemukan, kesuburan wanita akan turun. Dr Elisa menambahkan, vagina mempunyai kemampuan untuk membersihkan sendiri.
Advertisement