Liputan6.com, Jakarta Kehilangan anggota keluarga, maupun tempat tinggal, seperti yang dirasakan korban gempa Aceh berpotensi membuat emosi seseorang tidak stabil. Pada anak-anak, kunci kestabilan emosi terletak pada orangtua.
"Kunci kestabilan emosi anak-anak itu ada di orangtua atau orang yang mengasuhnya. Kestabilan emosi orang tersebut berperan besar pada emosi anak," kata psikolog klinis Tri Swasono Hadi saat dihubungi Health-Liputan6.com Sabtu (10/12/2016) siang.
Baca Juga
Menurut Tri, penting untuk memberikan bantuan pertolongan mental pada orangtua yang emosinya tidak stabil. Terutama untuk korban gempa Aceh. Ketidakstabilan emosi ada dua bentuknya, yakni tidak bereaksi maupun reaksi berlebihan.
Advertisement
"Tidak bereaksi seperti pandangan kosong, tidak merawat diri, menarik diri. Atau bisa juga reaksi berlebihan misalnya menangis jerit-jerit. Perlu dilihat nangis pada saat sedih itu wajar, tapi kalau ini berlebihan," kata Tri menambahkan.
Terhadap perubahan, Tri mengatakan, orang dewasa cenderung tidak cepat beradaptasi. Tidak seperti anak-anak, justru yang lebih cepat alami depresi itu orangtua.
"Anak-anak justru memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik karena mereka masih dalam tahap tumbuh," kata Tri.