Liputan6.com, New York- Ciuman bukanlah hal universal pada manusia, bahkan sampai sakarang pun ada kebudayaan yang tidak melakukan hal ini. Ini menunjukkan ciuman bukanlah hal yang intuitif pada manusia seperti dikatakan psikiater dan dosen asal Inggris, Nael Burton.
Ada beberapa kemungkinan munculnya ciuman dalam kehidupan kita. Ada yang mengatakan ciuman merupakan pengembangan dari 'kiss feeding' atau kala ibu memberikan makanan kepada bayi melalui mulut seperti ditulis Nael dalam Psychology Today, Minggu (11/12/2016).
Baca Juga
Sementara itu, para antropolog mengatakan ciuman merupakan perkembangan dari mengendus. Di abad-abad awal, orang-orang biasa mengendus untuk mempelajari kondisi orang lain.
Advertisement
"Ada kejadian saat mengendus, lalu tak sengaja menyentuh bibir dan mereka merasakan hal yang lebih nyaman dengan cara itu," kata antropolog Texas A&M University yang juga mempelajari evolusi ciuman, Vaughn Bryant, seperti mengutip Huffington Post.
Ya, di awal-awal sejarah kehidupan manusia, indra penciuman merupakan yang paling penting dalam kehidupan sosial manusia. Orang-orang pada zaman dahulu mengendus atau membaui orang lain untuk mengetahui suasana hati, kesehatan, dan status sosial seperti diungkap penulis buku The Science of Kiss, Sheril Kirshenbaum.
Lebih lanjut, Sheril mengungkapkan ada banyak cara orang memberikan salam dengan mengendus.
"Awalnya 'menyapu' area wajah orang tersebut dengah hidung, hal ini dilakukan karena ada kelenjar aroma diwajah. Lalu, lama kelamaan 'menyapu' area tersebut menggunakan bibir. Dan sejak saat itu lahirlah ucapan salam sosial," kata Sheril.
Â
Ciuman romantis
Ciuman romantis
Ciuman sebagai bagian dari ekspresi romantis diyakini berawal dari India. Dugaan ini muncul karena dalam sebuah puisi Mahabrata yang ditulis 1000 Sebelum Masehi mendeskripsikan ciuman romantis.
"Dia (perempuan) mengatur mulutnya ke mulutku dan menciptakan suara yang membuatku bahagia," begitu bunyi puisi tersebut.
Para sejarawan meyakini, ciuman romantis dari bibir ke bibir itu dibawa ke Eropa oleh Alexander Agung. Saat itu Alexander Agung menyerang India, dan membawa pulang ke Eropa kebiasaan berciuman.
Sementara itu, sejarah Yunani Kuno menganggap ciuman bukanlah hal romantis, melainkan untuk menunjukkan tingkatan sosial, rangking, loyalitas kepada militer. "Ini adalah semacam cara untuk menunjukkan hirarki sosial," kata Sheril.
Kini, ciuman memiliki banyak makna. Ciuman merupakan bentuk komunikasi kita dengan orang lain yang menjembatani kata-kata dan aksi seperti diungkapkan konselor hubungan Jeffrey Sumber.
Advertisement