Liputan6.com, Jakarta Ciuman bibir, baik dilakukan sebentar atau lama, tetap membuat saraf-saraf di otak yang terkait dengan fungsi melihat, mendengar, mencium dan merasakan jadi terkejut alias bekerja lebih keras.
Saat lembutnya bibir beradu dengan bibir pasangan, lalu ciuman makin 'panas' ini pembuluh darah pun jadi melebar sehingga memungkinkan lebih banyak oksigen ke otak dan bernapas lebih dalam.
Baca Juga
Bibir merupakan area yang sangat sensitif terhadap tekanan, kehangatan dan dingin. Saat bibir terstimulasi akan mengaktifkan sejumlah besar bagian otak. Secara ilmiah pula dikatakan ciuman bibir mampu menaikkan sejumlah zat penghubung syaraf (neurotransmitter) yang memicu tubuh melepaskan hormon dopamin, oksitosin, serotonin seperti mengutip ABC, Minggu (11/12/2016).
Advertisement
Hormon dopamin muncul karena ciuman itu penuh gairah. Kehadiran hormon ini membuat orang yang sedang berciuman merasa senang, terlebih bila ciuman pertama dengan orang yang disayangi.
Hadir pula hormon oksitosin alias hormon cinta yang memunculkan rasa kasih sayang dan keterikatakan. Itu juga sebabnya sentuhan fisik seperti pelukan atau belaian lembut membantu mempertahankan rasa bagi pasangan.
Sementara itu, kehadiran hormon serotonin mampu membuat perasaan obsesi atau ingin memiliki pasangan. Itu halnya mengapa ciuman bibir dengan pasangan membuat Anda jadi serasa terbang melayang.