Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda selalu mencoba pola diet terbaru dan menantikan untuk bisa mengubah kebiasaan ketika memasuki tahun 2017? Hindari ketiga pola diet ini untuk tetap sehat sepanjang tahun 2017.
Berikut tiga pola diet yang menurut para ilmuwan harus Anda hindari, seperti dilansir dari laman Medical Daily, Senin (12/12/2016).
Master cleanse
Advertisement
Atau dikenal juga sebagi diet lemon, gaya hidup selama 10 hari ini mungkin lebih mirip berpuasa. Diet ini hanya memperbolehkan Anda untuk meminum ramuan yang terdiri dari air putih, jus lemon, cabai rawit dan sirup maple. Terlepas dari tujuannya yaitu sebagai “program detoksifikasi”, metode penurunan berat badan ini seringkali digunakan sebaga pola diet.
Menurut Ed Zimney, MD, yang mengatakan kepada Everyday Health, pola diet ini, “Hampir menjamin untuk menurunkan berat badan beberapa kilo dalam waktu yang singkat, namun juga memberikan jaminan yang sama bahwa berat badan akan kembali naik ketika diet ini selesai dilakukan.”
Diet sup kubis
Diet sup kubis merupakan salah satu fenomena program makan untuk pembersihan, namun pola ini hanya aknn bertahan satu minggu. Pola diet ini menganjurkan Anda untuk membatasi pola makan. Anda hanya mengonsumsi sup kubis dan minum air putih saja.
“Hanya mengonsumi sup ini dan beberapa makanan alternatif lainnya dalam jumlah kecil dalam jangka waktu tertentu bukanlah cara yang sehat untuk menurunkan berat badan Anda,” ujar Erin Palinski-Wade, RD, CDE kepada Livestrong.
“Sayuran sangat tinggi dalam sakala volume namun rendah kalori. Bukan hanya rentang kalori yang rendah saja yang bisa memperlambat metabolisme Anda, namun diet terbatas yang satu ini bisa membuat Anda kekurangan nutrisi jika dilakukan dalam waktu yang lama, seperti kekurangan protein dan asam lemak yang penting.”
Diet jus
Diet jus merupakan lambang dari diet cepat yang sedang trendi, dan biasanya bertahan antara 3 hari hingga 3 minggu. Menurut CBS News, diet seperti ini biasanya sangat rendah akan protein dan tidak memberikan cukup energi bagi tubuh.
Sebagai tambahan, tidak ada bukti ilmiah bahwa pemersihan menggunakan jus merupakan pendekatan yang masuk akal untuk kesehatan yang lebih baik.