Liputan6.com, Jakarta November lalu menjadi bulan kepedulian kanker paru. Jenis kanker satu ini merupakan penyebab utama kematian di dunia. Bahkan diperkirakan, sepertiga dari seluruh kematian kanker pada laki-laki terjadi akibat kanker ini.
Kepala Departemen Onkologi Radiasi, Soehartati Gondhowiardjo, MD, PhD, dari RSCM mengatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami peningkatan kasus kanker paru.
Baca Juga
"Sebenarnya dunia sudah diperingatkan oleh organisasi kanker di dunia, namanya UICC (Union for International Cancer Control), di developing country akan terjadi peningkatan yang dratis," kata Soehartati, saat ditemui Health-Liputan6.com, di tengah acara Lung Cancer Awareness Campaign di Lippo Kemang Vilage, Minggu (18/12/2016).
Advertisement
Kondisi yang memprihatinkan ini menggerakan Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI) bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN), Departemen Radopterapi RSCM, RS Persahabatan, Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik dan Sosial Universitas Indonesia dan Cancer Information and Support Center (CISC) mengadakan kampanye kepedulian kanker paru guna memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat awam terkait kanker paru.
Masih sangat banyak masyarakat Indonesia yang tidak acuh dengan kanker paru, belum lagi 80 persen kasus kanker paru disebabkan oleh merokok. Kampanye kanker paru ini sengaja diadakan di pusat perbelanjaan untuk lebih mudah merangkul dan menyebarkan edukasi tentang kanker paru kepada masyarakat awam.
Tak hanya menyebarkan selembaran informasi terkait kanker paru dan bahaya merokok, rangkaian acara kampanye kanker paru ini diisi dengan bernyanyi dan menari bersama penyintas kanker.
"Kampanye seperti ini yang pertama kali, biasanya kita sering bikin yang acaranya di jalan seperti di CFD, kemudian di rumah sakit, tapi yang ini (kampanye di mal) baru sekali, karena baru kepikiran aja dan karena sekarang banyak bekerja dengan anak-anak muda dan kreasinya mereka apa tuh kayak mannequin gitu, eh ternyata banyak peminatnya," kata Soehartati.
Soehartati turut menyampaikan bahwa edukasi dan sosialisasi seperti kampanye ini bisa dikatakan gampang-gampang susah, sebab untuk merubah pola hidup seseorang apalagi banyak orang tidak gampang dan butuh proses panjang.
"Merubah pola hidup itu tidak gampang, karena kita merubah budaya, merubah behavior, tapi kan harus terus dimulai. Tapi kalau saya pribadi melihat sekarang banyaknya seminar-seminar tentang kanker itu sangat membantu," tuntasnya.