Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini pemahaman dan persepsi terkait kanker paru di kalangan masyarakat awam di Indonesia terbilang masih rendah. Ditambah kesadaran untuk memeriksakan kesehatan atau general check-up belum cukup terlaksanakan dengan baik, sehingga banyak orang yang datang ke dokter di kala sakit saja.
Kepala Departemen Onkologi Radiasi, Soehartati Gondhowiardjo, MD, PhD, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengatakan, penyebaran informasi terkait penyakit mematikan seperti kanker ini harus dilakukan secara berkala atau sesering mungkin dengan tujuan menekan kasus kanker baru.
Baca Juga
Soehartati juga menyampaikan, kurangnya pemahaman tentang kanker dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi banyak orang.
Advertisement
"Kalau kita liat informasi tentang kanker kita buka search engine, di sana ada 350-an (jenis kanker) loh. Yang bener cuma 10 sampai 20, yang banyak adalah missed leading information," kata Soehartati kepada Health-Liputan6.com, saat ditemui dalam Lung Cancer Awareness Campaign di Lippo Kemang Vilage, Minggu (18/12/2016).
Mulai dari penyebab, faktor risiko, pantangan, dan penanganan terkait jenis kanker yang sangat mudah diakses dengan internet ini menjadikan penyebab utama individu, khususnya pasien kanker, seperti kanker paru, mendapat pengobatan yang terlambat.
"Ini (missed leading information) yang menyebabkan pasien muter muter muter, datang dalam keadaan parah dan terlambat," ia menuntaskan.