Liputan6.com, Jakarta Ciri khas anak muda yang energik ternyata menimbulkan permasalahan kesehatan, khususnya saraf kejepit. Ragam aktivitas yang dilakukan berulang-ulang kerap kali membuat tubuh tidak siap menerima. Tanpa disadari, hal tersebut memicu terjadinya syaraf terjepit.
Baca Juga
Advertisement
Ahli totok syaraf R Hendrawan mengemukakan, aktivitas anak muda yang lebih banyak bergerak tidak diimbangi dengan olahraga berupa pemanasan. Misal, mereka saat berlari atau fitness tidak melakukan pemanasan.
"Pemanasan sering ditinggalkan. Anak muda lebih suka melakukan aktivitas langsung. Tubuhnya pun tidak siap menerima segala aktivitas tersebut. Dan itu terlalu dipaksakan. Mereka berpotensi mengalami saraf kejepit," kata Hendrawan saat berbincang dengan Health-Liputan6.com di klinik totok saraf miliknya pada Selasa (20/12/2016).
Faktor pemicu terjadinya saraf kejepit di kalangan anak muda dapat dikarenakan postur duduk yang tidak sempurna. Duduk tidak tegak dan terlalu banyak membungkuk.
Klinik totok syaraf yang berlokasi di Jalan Kayu Putih Tengah IVB Nomor 3, RT006/RW07, Pulo Gadung, Jakarta Timur juga menerima pasien remaja.
Pada umumnya, keluhan remaja yang ditangani reposisi (pergeseran) tulang. Reposisi tulang timbul karena aktivitas anak muda yang dilakukan tanpa pemanasan.
"Mereka terkena cedera tulang belakang. Kasus lainnya remaja yang terjatuh dari motor karena kecelakaan. Cedera tulang belakang dan benturan keras mengakibatkan trauma. Pergeseran tulang akan menyebabkan saraf kejepit," tutupnya.