Sukses

Hari Ibu 2016: Selina Didiagnosis Tumor Rahim Saat Hamil 7 Minggu

Kisah Selina didiagnosis tumor rahim saat hamil 7 minggu bisa menginspirasi para wanita di Hari Ibu 2016

Liputan6.com, Jakarta Selina Mesmin, 32 tahun, patut merayakan Hari Ibu 2016. Cerita Selina melahirkan anak kedua dengan penuh perjuangan, bahkan hampir mati, bisa menginspirasi semua ibu pada perayaan Hari Ibu 2016.

Satu tahun sesudah anaknya yang pertama bernama Hugo lahir pada Mei 2013, Selena melakukan pap smear dan dokter menemukan adanya sel-sel yang tumbuh secara abnormal di leher rahim. Dokter mengimbau agar Selina cepat-cepat menemukan dokter bedah untuk jalani operasi pengangkatan rahim.

Namun, di saat Selina sudah bertekad untuk jalani prosedur itu, dokter malah menemukan adanya janin yang tumbuh rahimnya. Umur janin sudah tujuh minggu. Selina memutuskan ingin mengandung anak kedua sampai dia lahir ke dunia.

Enam minggu setelah hari itu, Selina dibuat kaget dengan omongan dokter yang menyebut bahwa sel-sel di leher rahim sudah berkembang menjadi tumor seukuran bola tenis.

Tumor seukuran bola tenis yang ada di rahimnya bila didiamkan bisa berubah menjadi kanker ganas. Dokter bedah menyarankan agar Selina menggugurkan anak kedua. Kalau wanita dari Essex, Inggris, itu tetap ingin anaknya lahir, tentu ada risiko besar yang harus dia terima.

Selina menolak. Dia malah mengambil pilihan lain, yaitu melakukan histerektomi (pengangkatan rahim atau uterus dengan metode pembedahan) yang dilakukan secara bersamaan dengan operasi caesar.

Jelas dua tindakan yang dilakukan bersamaan berbahaya untuk Selina. Selina bisa meninggal dunia akibat kehabisan darah. Belum lagi selama mengandung anaknya yang kedua, Selina mengalami morning sickness hebat selama lima bulan karena dipengaruhi oleh kemoterapi yang dia jalani.

Selina punya kepercayaan besar. Selina yakin bahwa anaknya yang kedua bisa lahir ke dunia dengan selamat. Doa Selina benar-benar dijawab. Thomas yang sekarang berumur 20 bulan lahir dalam keadaan sehat tanpa mengalami kekurangan. Baru setelah itu, Selina kembali menjalani radioterapi untuk membunuh kanker itu.

Setelah semua kejadian yang dialami Selina, dia putuskan untuk berbagi dengan banyak orang. Selina pengin meningkatkan kesadaran semua perempuan untuk segera melakukan pap smear. Selina juga menuntut agar anjuran untuk melakukan pap smear dibikin merata.

Menurut Selina, wanita di Prancis disarankan melakukan tes pap setiap tahun, tapi wanita di Inggris dianjurkan setiap tiga tahun.

"Saya pikir itu menjijikkan bahwa wanita di Inggris tidak harus melakukan tes Pap sampai mereka berumur 25 tahun. Belum lagi mereka dianjurkan untuk melakukannya setiap tiga tahun," kata Selina dikutip dari Daily Mail pada Rabu (21/12/2016)

Sementara di Prancis, tes Pap dianjurkan untuk dilakukan para wanita sesudah dia punya bayi, sementara smear setiap tahun. "Begitu anak perempuan aktif secara seksual, merupakan waktu yang tepat untuk melakukan tes Pap. Oleh karena itu, tes Pap harus tersedia di banyak rumah sakit," kata Selina menambahkan.

Seorang petinggi dari Departemen Kesehatan yang mendengar pernyataan Selina angkat bicara. Berdasarkan bukti yang ada, perempuan di bawah umur 25 tahun yang melakukan skrining, lebih besar bahayanya ketimbang manfaat yang akan dia terima.

"Kanker serviksa pada perempuan di bawah umur 25 tahun sangat langka. Yang sering dialami perempuan muda adalah perubahan hormon yang terjadi secara alami dan tidak membahayakan leher rahim," kata petinggi yang tidak disebutkan namanya.

"Kami lebih menyarankan agar melakukan vaksinasi HPV yang dapat melindungi perempuan dari kanker serviks sebesar 70 persen," katanya menambahkan.

Anda juga mengalami hal seperti Selina? Silakan kirim ke email ke kami untuk merayakan Hari Ibu 2016.