Liputan6.com, Jakarta Obat kumur pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-19. Di awal tahun 1879, produsen bahkan mengklaim, obat kumur termasuk disinfektan efektif untuk membersihkan lantai dan menyembuhkan gonore (penyakit menular seksual berupa cairan nanah putih dan kekuningan).
Baca Juga
Advertisement
Selama perjalanan 137 tahun lalu, kini para ilmuwan melakukan pengujian, apakah obat kumur mampu menyembuhkan penyakit gonore. Gonore dapat menginfeksi ringan bahkan dalam tingkat yang berbahaya, bakteri gonore menyebabkan infertilitas, kemandulan, dan kematian bila tidak diobati.
Eric Chow, peneliti di Melbourne Sexual Health Centre, Australia melakukan uji coba obat kumur Listerine dibandingkan larutan garam. Mereka menemukan, obat kumur ini mengakibatkan pertumbuhan bakteri gonore menurun, sedangkan larutan garam tidak memberikan efek apapun.
Studi diperkuat dengan bantuan dari 58 pria biseksual yang menderita gonore di leher. Mereka diminta berkumur selama satu menit dengan obat kumur atau larutan garam.
Para peneliti menemukan, mereka yang telah berkumur dengan obat kumur merasa lebih baik dibanding orang yang berkumur dengan larutan garam.
Penelitian ini baru dilakukan untuk kalangan pria, sedangkan efek obat kumur pada wanita masih perlu diuji.
Jumlah penderita meningkat
Di Amerika Serikat, kasus terjadinya gonore mencapai peningkatan yang drastis. Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan, dari 395 ribu kasus yang tercatat, penderita gonore naik 13 persen dari tahun 2014 dan lebih banyak dialami orang muda berusia 15 tahun sampai 24 tahun, menurut laporan di laman The Huffington Post, Kamis (22/12/2016).
Penyakit gonore juga lebih sering terjadi pada pria. Berdasarkan data analisis tahun 2014, sebanyak 120 pria dari 100 ribu penderita gonore, wanita yang mengalami penyakit menular seksual ini sebanyak 101 wanita.
"Penggunaan obat kumur dapat mengurangi infeksi bakteri gonore sehingga jumlah penderita menurun," kata Eric.Â