Sukses

Bayi Kembar Prematur, Kado Natal Terindah untuk Kim dan Simon

Kim dan Simon dikaruniai bayi kembar prematur. Itu merupakan kado natal terindah karena salah satu dari mereka masih ada yang sehat

Liputan6.com, Jakarta Dylan, bocah laki-laki yang lahir secara prematur, adalah kado natal paling indah yang pernah diterima pasangan Kim Vaughan (37) dan Simon Gilbert (36). Setelah kembarannya Dylan yaitu Raiden meninggal dunia tidak lama setelah lahir ke dunia.

Dua tahun lalu, sewaktu memeriksakan kehamilan, Kim diberitahu oleh sang dokter bahwa dia akan melahirkan anak laki-laki kembar non-identik sebelum waktunya. Saat hari itu tiba, Kim hanya pasrah dan menyerahkan semuanya ke dokter.

Kim lalu melahirkan Raiden yang ternyata tidak bisa bernapas. Upaya untuk menyadarkan Raiden gagal dan dokter menyatakan bocah laki-laki itu meninggal dunia beberapa jam setelah keluar dari rahim Kim.

Kemudian, dokter yang sudah siap menanti kehadiran Dylan harus menghentikan proses persalinan karena rasa sakit yang terjadi pada Kim berhenti. Dengan kondisi kayak begitu, dokter tidak mungkin memaksa Kim untuk mendorong Dylan keluar dari rahim.

Dokter langsung memindahkan Kim ke Rumah Sakit Dunstable yang ada di kawasan Luton. Doter yang biasa menangani bayi prematur pun sudah siap menunggu kehadiran Kim. Dokter di rumah sakit itu memprediksi bahwa Kim akan melahirkan kira-kira satu sampai dua jam ke depan. Namun, sampai waktunya tiba, Kim tak merasakan mulas sama sekali. Persalinan pun tidak jadi dilakukan.

"Aku terus dipantau. Memasuki usia kehamilan 28 minggu, Dylan yang berada di kandungan terus berkembang. Namun, saya harus segera ke rumah sakit setelah pecah ketuban. Kali ini, Dylan beneran lahir dan dia langsung dimasukkan ke dalam inkubator," kata Kim dikutip dari situs Daily Mail, Jumat (23/12/2016)

Dylan Telah Menjadi Kado Natal Terindah. satu-satunya Bayi yang Lahir Dari Rahimnya yang Sampai Sekarang Masih Sehat Adalah Dylan

Dylan lahir dalam keadaan yang tidak sempurna. Bocah laki-laki itu mengalami pendarahan di otak, penyakit paru-paru kronis, dan katup jantung yang rusak, tapi dokter berhasil membuat dia bernapas.

Kondisi Dylan masih tergolong kritis. Dylan harus berjuang untuk bertahan hidup. Baik Kim maupun Simon hanya bisa memegang kedua tangannya, mengganti popok, dan berbisik sebagai bentuk interaksi dengan Dylan.

"Dia begitu kecil. Dia sosok yang menakjubkan. Di sisi lain, aku merasa seperti tidak mendapatkan pengalaman yang normal menjadi seorang ibu," kata Kim menambahkan.

Setelah berada di inkubator selama satu bulan, Dylan harus dipindahkan ke rumah sakit yang berada tak jauh dari rumah mereka. Sehingga Kim dan Simon dapat menjenguk bocah itu kapan saja. Itu terjadi tepat di hari natal.

Oleh karena itu, Kim menganggap semua keajaiban yang diterima menjadi kado natal yang tak terhitung harganya.

Dylan terus tumbuh. Berat badannya secara perlahan alami kenaikkan. Dylan juga tidak mengalami gangguan makan. Dengan semua kejadian yang menimpanya, membuat Kim mengabdikan diri menjadi relawan di panti khusus bayi-bayi preamtur untuk membantu para ibu hamil memahami apa saja yang bakal terjadi di awal-awal kelahiran.

Kim dan suami tak akan pernah lupa dengan kado natal indah ini.