Sukses

Kunci Bahagia Ada pada Pasangan Anda

Pasangan yang bahagia memberikan dukungan sosial yang lebih kuat.

Liputan6.com, Jakarta Kita semua pernah mendengar pepatah yang mengatakan: ingin bahagia, bahagiakan pasangan. Namun, apakah ini bisa dibuktikan secara ilmiah?

Studi terbaru menemukan bahwa memiliki pasangan yang bahagia bisa membuat hidup Anda akan menjadi lebih mudah. Hal ini juga berkaitan dengan kesehatan yang lebih baik, paling tidak di antara mereka yang berada pada usia pertengahan hingga lanjut.

"Sederhananya, dengan mengetahui bahwa pasangan Anda puas dengan keadaan individualnya bisa mengubah kebutuhan sesorang akan penyaluran yang membahayakan diri, seperti minum-minuman keras atau obat-obatan terlarang, dan bahwa secara umum memberikan rasa kepuasan dalam cara yang bisa menjaga kesehatan tubuh,” ujar William Chopik, Phd, seorang asisten profesor psikologi di Michigan State University dan peneliti utama pada studi tersebut.

Penelitian terbaru ini, yang dipublikasikan dalam Health Psychology, juga menemukan bahwa pasangan yang bahagia memberikan dukungan sosial yang lebih kuat, seperti menyayangi, dibandingkan dengan pasangan yang tidak bahagia yang akan sibuk mengatasi masalahnya sendiri.

Lewat penelitian ini juga terungkap bahwa istri yang bahagia dan gembira berpotensi untuk menularkan perasaan mereka kepada orang-orang yang kurang bahagia dengan melibatkan mereka pada aktivitas dan lingkungan yang baik bagi kesehatan, seperti mengonsumsi makanan yang lebih bernutrisi dan berolahraga.

"Temuan ini memperluas asumsi mengenai hubungan antara kebahagiaan dan kesehatan secara signifikan, memperlihatkan keunikan hubungan sosial yang ada,” ujar Chopik, dilansir dari laman Medicaldaily, Minggu (25/12/2016).

“Memiliki pasangan yang bahagia bisa meningkatkan kesehatan sama seperti jika Anda sendiri yang berbahagia,” lanjutnya.

Para peneliti menguji 1,981 pasangan heteroseksual untuk studi ini. Mereka juga menguji informasi survei dari para pasangan yang berusia 50 hingga 94 tahun, serta para partisipan menentukan sendiri tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup mereka. Menariknya, hasilnya tidak menunjukkan adanya perbedaan antara suami dan istri. Hasilnya berlaku sama terhadap kedua gender.