Liputan6.com, Jakarta Pelecehan seksual pada masa kanak-kanak dapat meninggalkan luka yang bertahan lama. Memori buruk tersebut merusak kebahagiaan seseorang sampai rentang usia 50-an tahun. Bahkan para peneliti menekankan, trauma yang terjadi pada usia muda akan berdampak negatif sepanjang sisa hidup seseorang.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari laman The Independent, Senin (26/12/2016), penelitian menunjukkan, trauma masa kecil, dari pelecehan seksual sampai perceraian orangtua berisiko meningkatkan terjadinya penyakit jantung, stroke, depresi, dan diabetes pada diri seseorang di masa mendatang.
Selain itu, seseorang dapat merokok dan memiliki sejumlah permasalahan seksual. Tingkat harapan hidup juga lebih rendah. Mereka yang mengalami trauma masa kecil lebih banyak meninggal pada usia awal 20 tahun.
Menyerang psikologis seseorang
Trauma buruk masa kecil memengaruhi kesehatan psikologis seseorang. Dalam masa pertumbuhannya, anak-anak yang menderita trauma sering tidak mampu memercayai orang lain. Mereka menganggap, orang lain, terutama orang dewasa tidak bisa melindungi.
Cap dikhianati oleh orang dewasa melekat dipikiran mereka. Hal tersebut sesuai laporan dari Blue Knot Foundation Australia, sebuah kelompok yang meneliti masalah anak-anak.
Sebuah studi serupa mengungkapkan, lebih dari 21 ribu korban pelecehan anak yang bertahan hingga usia 60 tahun di Australia.
Mereka mengalami pernikahan dan hubungan pasangan yang gagal. Kalimat "saya tidak bahagia sama sekali" atau "saya sangat tidak bahagia" diucapkan mereka.
Riwayat kesehatan lainnya, mereka mengalami depresi, kecemasan, penyalahgunaan obat atau alkohol, kecanduan judi dan belanja, dan rendah diri.
Sejumlah terapi, seperti meditasi dan terapi perilaku kognitif dapat menyembuhkan trauma masa kecil yang buruk.