Liputan6.com, Jakarta Penyakit batu ginjal atau yang lebih populer dengan sebutan kencing batu adalah penyakit mengintai saluran kandung kemih yang tidak boleh disepelekan oleh mereka yang menderitanya.
Penyakit ini dideskripsikan dengan keberadaan batu-batu kecil pada saluran kandung kemih yang terbentuk dari hasil penyaringan zat-zat yang terbuang namun tidak dapat dikeluarkan melalui urine.
Gagalnya zat-zat tersebut untuk dikeluarkan memicu penimbunan atau penumpukan yang lambat laun transformasi menjadi batu-batu kecil. Batu ginjal pasalnya menjadi faktor utama penyebab kelainan pada ginjal atau gagal ginjal.
Gejala paling umum yang dirasakan penderitanya adalah rasa sakit ketika buang air kecil dan bahkan disertai bercak darah. Ada sejumlah metode alami dan medis yang dijadikan solusi pengobatannya.
Namun, seperti dimuat laman Mail Online, Selasa (27/12/2016), ternyata ada cara unik sekaligus gratis untuk mengatasinya. Caranya adalah dengan naik wahana roller coaster.
Cara tersebut awalnya diberitahukan oleh sejumlah penderita penyakit batu ginjal yang mengaku kondisinya lebih baik sehabis naik roller coaster berulang kali.
Tentunya opini mereka awalnya tidak bisa dianggap valid atau 100 persen benar. Hal tersebut kemudian memicu diadakannya sebuah penelitian di Michigan State University untuk mencari tahu betul atau tidaknya pernyataan yang dilontarkan oleh sejumlah orang yang sebelumnya memiliki masalah kencing batu.
Penelitian yang dipimpin oleh Dokter David Wartinger akhirnya menemukan bahwa memang betul ada kemungkinan yang sangat kuat menaiki wahana roller coaster bisa membantu mengatasi masalah batu ginjal.
Bagaimana bisa? Setelah melakukan riset secara seksama, mereka berpendapat bahwa wahana roller coaster bisa membuat batu-batu tersebut terus bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya seiring dengan gerakan tubuh saat menaikinya.
Mereka menyadari adanya perubahan pada ukuran bebatuan dalam saluran kandung kemih yang mengecil dan jumlahnya yang berkurang sehabis menaiki roller coaster.
Kendati didukung sejumlah bukti yang mana termasuk opini dari para penderitanya langsung dan juga dari penelitian yang telah dilancarkan tidak lama setelah laporan tersebut diajukan, para peneliti masih mendeteksi adanya kejanggalan dari pemikiran tersebut.
Oleh karena itu, mereka merasa tetap harus melakukan riset sampai bisa 100 persen siap dan percaya bahwa metode unik tersebut betul-betul bisa membantu mengatasi kondisi batu ginjal pada seseorang. Â
Â
Advertisement