Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Benar atau Salah, Mitos-Mitos Seputar Seks Oral

Mitos seputar seks oral akan memengaruhi hubungan intim Anda dan pasangan.

Liputan6.com, Jakarta Seks oral mulai marak dilakukan sejak Revolusi Seksual tahun 1960-an di Amerika Serikat. Pada waktu itu, fellatio (stimulasi oral penis) dan cunnilingus (rangsangan oral vagina) hanya dilakukan oleh sedikit pasangan. Kini, oral seks mulai dilakukan oleh banyak pasangan di berbagai penjuru dunia.

Namun, mitos dan kesalahpahaman ternyata masih melingkupi seks oral. Sesuai yang dilansir Medical Daily, Selasa (27/12/2016), berikut ini mitos seks oral yang akan membuat hubungan intim rusak bila terus dipercaya.

#1 Seks oral tidak menimbulkan penyakit menular seksual

Mitos ini populer di kalangan orang dewasa yang berusia muda. Faktanya, seks oral tanpa kondom tetap berisiko terkena penyakit menular seksual.

Berdasarkan data HIV InSite, University of California, San Francisco, jika pasangan memberikan seks oral pada seorang pria yang di penisnya sedang terdapat luka, atau di mulut orang yang memberikan seks oral sedang ada luka, virus penyakit menular seksual akan menular.

Melakukan seks oral kepada wanita yang sedang menstruasi juga akan meningkatkan risiko penyakit menular seksual.

#2 Seks oral tidak dapat menyebarkan sifilis

Faktanya, sifilis mudah menular lewat seks oral. Centers for Disease Control and Prevention AS menunjukkan, sejumlah kasus sifilis terjadi melalui hubungan seks oral.

Sifilis dapat melekat di alat kelamin, bibir, atau mulut. CDC merekomendasikan, orang harus menggunakan kondom selama seks oral untuk mengurangi risiko penyakit menular seksual.

#3 Menyikat gigi sebelum seks oral dapat tertular HIV

Yang benar adalah luka kecil di mulut akibat menggosok gigi tidak menimbulkan ancaman saat melakukan seks oral. HIV jarang ditularkan melalui mulut karena air liur mengandung enzim, yang mencegah virus HIV.

Risiko penularan HIV melalui seks oral lebih rendah dari anal atau vaginal seks--walau tetap masih berisiko. Misal, jika salah satu dari empat cairan yang terkontaminasi dengan HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, atau ASI, maka pasangan yang melakukan seks oral akan tertular virus HIV.

#4 Jus Nanas mengubah rasa air mani

Kandungan air dalam tubuh, seperti keringat, air liur, cairan vagina, dan cairan mani dapat dipengaruhi kebiasaan diet dan gaya hidup. Namun, hasil ini tidak langsung terjadi. Artinya, bila Anda minum jus nanas sebelum seks oral, maka tidak akan mengubah rasa air mani.

#5 Wanita tidak bisa orgasme selama seks oral

Mitos ini jelas salah. Tak hanya seks oral, menurut Planned Parenthood, sebanyak 80 persen wanita mengalami kesulitan orgasme saat hubungan seks melalui vagina.

Tapi wanita mampu mencapai orgasme melalui rangsangan manual dan oral. Misal, seks vaginal ditambah oral seks akan membantu wanita mencapai orgasme.

Video Terkini