Sukses

Rajin Makan Sayuran Hijau Wanita Ini Malah Nyaris Buta

Sayuran hijau mengandung lutein yang baik untuk mata, lantas kenapa wanita yang rajin mengonsumsinya malah nyaris buta?

Liputan6.com, Jakarta Sayuran hijau memang baik untuk kesehatan mata. Tak heran jika kemudian seorang wanita berusia 60 tahun selalu meminum jus bayam, brokoli, dan kale di pagi hari selama 8 tahun. Namun, hal ini kemudian malah membuatnya nyaris buta.

Ternyata, wanita ini tak hanya rajin mengonsumsi sayuran hijau. Dia juga setiap hari meminum suplemen lutein--kandungan sehat dalam sayur yang dipercaya menyehatkan untuk mata.

Ternyata, mengonsumsi lutein dalam kadar tinggi menimbulkan bercak di matanya, yang membuat penglihatannya jadi kabur. Hal ini ternyata disebabkan karena adanya kumpulan kristal di makula--tempat halus di dekat pusat retina yang berfungsi untuk penglihatan.

Menurunnya fungsi makular karena usia, yang merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, diketahui disebabkan oleh timbunan kristal seperti ini.

Para peneliti dari University of Utah, seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (28/12/2016) kemudian menganalisis kadar karatenoid di serum, kulit, dan retina wanita tadi, untuk mencari tahun penyebab penglihatannya menjadi kabur.

Sejumlah kecil lutein bisa ditemukan di makulanya.

Secara alami, tubuh manusia tidaklah memproduksi carotenoids. Zat ini hanya bisa ditambahkan ke tubuh dengan cara mengonsumsi sayuran hijau atau suplemen.

Kadar karatenoid pada wanita tadi ternyata dua kali lipat orang yang tidak mengonsumsi suplemen. Hal inilah yang memicu penumpukan kristal di matanya.

Menurut studi yang dipublikasikan di JAMA Ophtalmology, kadar pigmen di makulanya juga tiga kali lebih besar dibanding orang biasa.

Untuk mencegah kebutaan, wanita 60 tahun tadi diminta untuk menghentikan asupan suplemen hariannya. Namun, tak ada yang perlu diubah dari diet hariannya yang lain.

Hanya dalam beberapa bulan, ada perubahan positif dari penglihatan wanita tadi. Namun laporan ini mengingatkan, bahwa mengonsumsi apapun secara berlebihan tidak selalu baik untuk tubuh, dan malah bisa menimbulkan efek sebaliknya.