Liputan6.com, Jakarta Beredarnya rekaman video yang memperlihatkan seorang pilot jalan sempoyongan memasuki pintu pemeriksaan bandar udara di Juanda Surabaya pada 28 Desember 2016 ramai diperbincangkan. Pria yang mengenakan pakaian pilot itu nampak tidak konsentrasi sehingga beberapa kali barang yang dipegangnya jatuh.
Dugaan lalu mengarah ke pilot Citilink yang pada hari itu melakukan kecerobohan saat akan menerbangkan pesawat Citilink jurusan Surabaya - Jakarta bernomor QG 800.
Baca Juga
Penumpang Pesawat Dapat Kejutan: Diberi Bunga Matahari dan Dihibur Sal Priadi yang Mendadak Muncul di Kabin
Jelang Laga Versus Jepang di GBK, Bintang Timnas Indonesia Thom Haye: Atmosfer Bermain di Kandang Itu Gila
Penerbangan Australia-Bali Kembali Dibuka Setelah Sempat Ditunda Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Setidaknya ada dua video yang viral mengenai kelakuan pilot ini. Satu, ketika ia jalan sempoyongan saat akan melewati security check. Saat itu ia terlihat hampir menabrak kaca dan isi tasnya berhamburan keluar sampai ia harus diberitahu petugas kalau barangnya berjatuhan. Video lain ketika pesawat hendak take off, sang pilot mengumumkan dengan suara meracau dan tidak jelas.
Advertisement
Mengetahui kejadian yang janggal itu menurut Vice Presiden Corporate Communication Citilink Indonesia, Benny S. Butarbutar pihak Citilink sudah langsung responsif dengan mengganti pilotnya sehingga terjadi keterlambatan terbang demi keselamatan penumpang.
"Sebelum penumpang tahu, sebenarnya kita sudah lebih dulu bertindak menurunkan pilot dari pesawat," ujar Benny, Jumat (30/12/2016).
Menurut Benny, pihaknya langsung melakukan tes urine namun hasil yang didapat negatif. Meski begitu bukan berarti investigasi selesai karena menurutnya bisa saja faktor lain yang tidak terdeteksi.
Sementara di media sosial beredar cuitan bahwa sang pilot mengonsumsi tembakau gorila yang kalau si pemakainya dites narkoba hasilnya akan negatif. Tembakau gorila ini telah masuk dalam jenis narkoba baru.
Saat ditanyai kemungkinan pilot yang diduga dari maskapi Citilink ini mengonsumsi tembakau gorila, pihak Citilink mengaku bakal bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk mengeceknya.
"Bisa saja ke arah situ, tapi hasil tes narkoba negatif. Makanya kita mau kerjasama dengan BNN (Badan Narkotika Nasional) terkait hal ini," kata Benny.
Â
Apa itu tembakau gorila?
Belum banyak yang mengetahui mengenai tembakau gorila. Lalu, jenis narkotika apakah ini?
Tembakau gorila memiliki nama lengkap tembakau super cap gorilla. Tembakau gorila ini kini masuk dalam daftar narkoba jenis baru.
Berdasarkan pemaparan Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN), Kombes Pol Slamet Pribadi, Â Balai Laboratorium Uji Narkoba BNN menemukan tembakau gorila mengandung zat AB-CHMINACA. Zat itu berjenis Synthetic Cannabinoid.
"Tembakau ini memiliki efek halusinogen, cannabinoid, dan toxic," jelas Slamet kepada tim Journal Liputan6.com.
Menurut Slamet, pemberian nama gorila pada narkoba tersebut karena pemakai merasa seperti tertiban gorila setelah mengisapnya. "Testimoni pemakai setelah pakai seperti ditimpa gorila, setelah itu ada efek halusinogen," tutur Slamet.
Selain itu, efek mengisap tembakau gorila juga bisa membuat lemot, malas, senang tidur, malas makan. Bisa juga menjadi ketergantungan.
Saat ini, penindakan terhadap pengedar dan pemakai tembakau jenis baru ini terkendala payung hukum, karena belum ada undang-undang yang mengatur terkait peredaran tembakau gorila ini.
Advertisement