Liputan6.com, Jakarta Olahraga dikenal memiliki efek positif selama kehamilan, terutama bagi mereka yang rutin menjalankannya sebelum hamil. Aktivitas fisik yang teratur tak hanya dapat membantu Anda mengelola berat badan, meningkatkan kesehatan mental, dan menurunkan risiko diabetes gestasional namun juga membantu kekuatan fisik saat hamil.
Namun sebenarnya seberapa sering ibu hamil boleh melakukan aktivitas fisik dan olahraga seperti apa yang aman, khususnya pada kehamilan trimester kedua?
Baca Juga
Ahli kandungan Dr Manny Alvarez mengatakan, Department of Health and Human Services merekomendasikan setidaknya melakukan aktivitas aerobik selama 150 menit tiap minggu untuk wanita hamil.
Advertisement
"Modifikasi latihan bisa dilakukan, terutama karena peningkatan progesteron yang mempengaruhi sendi dan ligamen laxity--yang dapat meningkatkan risiko cedera jika tidak hati-hati," kata dokter kandungan dan direktur ginekologi di University of Illinois di Chicago, Dr. Jessica Shepard, seorang, seperti dilansir Fox News, Rabu (4/1/2017).
Jessica mengatakan, contoh kegiatan yang aman untuk wanita hamil termasuk berjalan, berenang, bersepeda stasis, dan modifikasi yoga atau Pilates. "Latihan bisa dihentikan bila terjadi gejala sesak napas, pusing dan kelelahan," kata dokter kandungan Dr. Connie Faro.
Lisa Druxman, seorang ahli kebugaran dan pendiri FIT4MOM, menambahkan, program latihan saat hamil bisa disesuaikan dengan kondisi ibu. Ia merekomendasikan menggunakan tes bicara atau menggunakan skala Rated Perceived Exertion (RPE).
"Menggunakan tes bicara adalah cara lain untuk mengukur tenaga. Selama seorang wanita dapat melakukan percakapan saat berolahraga, dia mungkin tidak melatih dirinya berlebihan. Latihan harus mendorong energi sehingga bayi bisa merasakan apa yang ibu rasakan. Ingat, fokus pada konsistensi, bukan olahraga kompetitif," ujar Lisa.