Liputan6.com, Dumai:Â Pakar lingkungan hidup dan kesehatan Universitas Riau (UR) menyatakan sisik trenggiling (Manis javanica) mengandung zat aktif Tramadol HCl yang merupakan partikel pengikat zat yang terdapat pada psikotropika jenis sabu-sabu. "Tramadol HCl juga merupakan zat aktif yang merupakan salah satu obat analgesik yang digunakan untuk mengatasi nyeri hebat baik akut atau kronis dan nyeri pascaoperasi," Ujar pakar linkungange dan kesehatan UR, Ariful Amri, di Dumai, Sabtu (24/4).
Berdasarkan penelitian ilmiah, terang Amri, trenggiling merupakan binatang pemakan semut atau dalam bahasa asing dikenal dengan ant eater. Dengan demikian, terang Amri, didalam tubuh trenggiling terdapat unsur yang dapat menjaga kekebalan tubuh (antibodi) yang sangat tinggi. Hal itu menurut Amri dapat dilihat dari sisik trenggiling yang dapat melindungi tubuh binatang tak bergigi itu.
"Jadi, percaya atau tidak, di negara asing seperti Singapura, sisik trenggiling dijual dengan harga jutaan, bahkan puluhan juta per kilogram (kg) nya. Hal itu karena ada kabar kalau di sana sisik trenggiling digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan berdosis tinggi termasuk psikotropika jenis sabu-sabu," jelas Amri. (Ant/ARI)
Berdasarkan penelitian ilmiah, terang Amri, trenggiling merupakan binatang pemakan semut atau dalam bahasa asing dikenal dengan ant eater. Dengan demikian, terang Amri, didalam tubuh trenggiling terdapat unsur yang dapat menjaga kekebalan tubuh (antibodi) yang sangat tinggi. Hal itu menurut Amri dapat dilihat dari sisik trenggiling yang dapat melindungi tubuh binatang tak bergigi itu.
"Jadi, percaya atau tidak, di negara asing seperti Singapura, sisik trenggiling dijual dengan harga jutaan, bahkan puluhan juta per kilogram (kg) nya. Hal itu karena ada kabar kalau di sana sisik trenggiling digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan berdosis tinggi termasuk psikotropika jenis sabu-sabu," jelas Amri. (Ant/ARI)