Liputan6.com, Jakarta Pakar Deteksi Kebohongan, Handoko Gani MBA BAII coba menganalisa mengenai Fitsa Hats yang dibicarakan banyak orang dan jadi viral di media sosial sejak Selasa (3/1/2017)
Menurut Handoko, jika memang telah terjadi salah penulisan, seharusnya si pembicara sudah terlebih dulu mengoreksi tulisan tersebut sebelum ditandatangani.
Baca Juga
Dan menurut teori statement valadity analysis, tidak masalah apabila pihak kepolisian yang mengurus BAP melakukan salah penulisan, yang seharusnya Pizza Hut menjadi Fitsa Hats. Justru yang salah ketika pengecekan.
Advertisement
"Dalam kasus ini yang menjadi tanda tanya adalah, apakah sudah dicek Pizza Hut menjadi Fitsa Hats? Jawabannya, saya rasa ada unsur, maaf, keteledoran dari pembicara. Tidak melakukan cek and ricek terhadap materi," katanya dikutip dari salah satu video di channel Youtube pribadinya pada Rabu (4/1/2017)
Analisa ini dilakukan Handoko untuk menjawab dua pertanyaan yang muncul setelah Fitsa Huts menjadi viral di media sosial. Pertama, apakah pernyataan tersebut jujur atau bohong? Kedua, apakah betul si pembicara memang pernah bekerja di sana.
"Pertama, soal apakah betul pernyataan itu benar-benar disampaikan? Saya yakin betul," kata Handoko.
"Apakah betul bahwa pembicara pernah bekerja di sana (Pizza Hut yang kemudian menjadi Fitsa Hats)? Ini harus ditelaah lebih dalam lagi. Bagaimana dengan masalah lafal yang berbeda antara Pizza Hut dan Fitsa Hats? Tidak masalah juga, yang penting maknanya sama. Artinya, bisa jadi, memang pembicara pernah bekerja di sana, jadi bukan pernyataan bohong," kata Handoko menambahkan.