Sukses

Minyak Ikan Belum Tentu Cegah Kepikunan

Minyak ikan mungkin baik bagi jantung Anda, tapi tidak untuk membantu menjaga kecerdasan. Demikian hasil penelitian terbaru dari Inggris.

Liputan6.com, London: Berdasarkan sejumlah penelitian, orang mengonsumsi ikan lebih banyak memiliki fungsi mental yang lebih baik. Bahkan, sangat kecil kemungkinan terkena demensia alias kepikunan. Namun, setelah mengamati 748 pria dan wanita dengan rata-rata berusia 70-an, para peneliti dari London School of Hygiene dan Ilmu Kedokteran Tropis justru meragukan beberapa hubungan ini.

"Ini merupakan temuan penting karena banyak orang yang mengonsumsi minyak ikan dengan harapan bahwa itu akan baik untuk fungsi kognitif mereka," ucap seorang peneliti, Doktor Alan D. Dangour.

"Masalah dengan banyak studi ini tentu saja ada banyak alasan mengapa orang makan ikan lebih banyak," kata Dangour. Sembari menambahkan, ia tidak menutup kemungkinan bahwa pengambilan minyak ikan untuk jangka waktu yang lebih lama mungkin berefek menguntungkan.

Penelitian yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition, dengan melibatkan 748 pria dan wanita berusia 70-an yang tidak ada satu pun menderita demensia atau penurunan fungsi mental lainnya.

Para peserta mengonsumsi 200 miligram asam eicosapentaenoic (EPA) ditambah 300 mg asam docosahexaenoic (DHA) setiap hari selama dua tahun atau plasebo kapsul berisi minyak zaitun. EPA dan DHA adalah dua omega-3 asam lemak utama yang ditemukan dalam minyak ikan.

Selama percobaan yang dilakukan 24 bulan, kedua kelompok menunjukkan perubahan dalam fungsi kognitif, yang diukur dengan tes fungsi mental mereka pada awal dan akhir penelitian.

"Jelas kami bisa mengatakan bahwa setelah dua tahun tidak ada bukti untuk keuntungan dalam hal fungsi kognitif," ujar Dangour.

"Ini tidak berarti bahwa orang mendapatkan manfaat untuk otak mereka dengan mengonsumsi kapsul minyak ikan lebih dari dua tahun." Namun, ia menambahkan: "Tidak ada bukti yang baik saat ini dari percobaan terkontrol bahwa adalah baik untuk fungsi kognitif."(RST/ANS/Reuters)
    Video Terkini