Liputan6.com, Medan: Kondisi Mutiara Dwi Ramadhani sangat mengenaskan. Fisik bayi perempuan berusia 18 bulan ini memburuk. Berat tubuh bayi berusia satu tahun enam bulan ini tak seimbang dibanding bayi seusianya. Penderitaan ini sudah dialami Mutiara sejak menginjak usia 11 bulan.
Mutiara kini berbaring di lantai 3 Rumah Sakit Umum Pirngadi, Medan, Sumatra Utara, Sabtu (5/6). Meski sudah dirawat selama tiga hari, demam sang bayi masih tinggi mencapai 38 derajat Celcius. Putri kedua pasangan Nine Misyuliana dan Irwan Kristianto hanya bisa menangis. Apalagi bila melihat orang-orang yang tak dikenal dan pada saat mengonsumsi makanan.
Neni mengatakan, Mutiara telah berulangkali dibawa ke puskesmas. Tapi tetap saja tak ada perubahan. Berbagai cara ditempuh, Neni tak bisa berbuat banyak. Apalagi kehidupan keluarga ini hanya mengandalkan sang suami yang berjualan sosis keliling.
Wakil Direktur Pelayanan Medik RSU Pirngadi Medan Amran Lubis mengungkapkan, sejauh ini penanganan terhadap Mutiara lebih diutamakan memberikan asupan makanan bergizi. Tujuannya untuk menaikkan bobot tubuh sang bayi. Menurut Amran, dari diagnosa medis Mutiara terindikasi menderita komplikasi kekurangan kalori protein.
Kasus gizi buruk di Medan tercatat cukup tinggi. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin menyatakan, sejak Januari hingga akhir Mei silam sudah 162 kasus gizi buruk ditemukan di Medan. Lima kasus di antaranya turut menderita kelainan klinis seperti yang diderita Mutiara.(AIS)
Mutiara kini berbaring di lantai 3 Rumah Sakit Umum Pirngadi, Medan, Sumatra Utara, Sabtu (5/6). Meski sudah dirawat selama tiga hari, demam sang bayi masih tinggi mencapai 38 derajat Celcius. Putri kedua pasangan Nine Misyuliana dan Irwan Kristianto hanya bisa menangis. Apalagi bila melihat orang-orang yang tak dikenal dan pada saat mengonsumsi makanan.
Neni mengatakan, Mutiara telah berulangkali dibawa ke puskesmas. Tapi tetap saja tak ada perubahan. Berbagai cara ditempuh, Neni tak bisa berbuat banyak. Apalagi kehidupan keluarga ini hanya mengandalkan sang suami yang berjualan sosis keliling.
Wakil Direktur Pelayanan Medik RSU Pirngadi Medan Amran Lubis mengungkapkan, sejauh ini penanganan terhadap Mutiara lebih diutamakan memberikan asupan makanan bergizi. Tujuannya untuk menaikkan bobot tubuh sang bayi. Menurut Amran, dari diagnosa medis Mutiara terindikasi menderita komplikasi kekurangan kalori protein.
Kasus gizi buruk di Medan tercatat cukup tinggi. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin menyatakan, sejak Januari hingga akhir Mei silam sudah 162 kasus gizi buruk ditemukan di Medan. Lima kasus di antaranya turut menderita kelainan klinis seperti yang diderita Mutiara.(AIS)