Sukses

Tinggal di Desa Kurangi Risiko Terserang Demensia

Inilah penyebab tinggal di desa dapat mengurangi risiko terserang demensia

Liputan6.com, Jakarta Tinggal di desa mengurangi risiko mengalami demensia. Hidup masyarakat yang tinggal di desa biasanya lebih tenang karena jauh dari bisingnya suara kendaraan.

Berbeda dengan orang-orang yang tinggal di kota. Sebuah studi dari jurnal medis The Lancet menyebut, individu yang tinggal di pemukiman dekat jalanan ramai, 12 persen mengalami demensia.

Risiko demensia itu muncul akibat polusi dari kendaraan yang bisa memengaruhi daya ingat seseorang, seperti dikutip dari situs Good Housekeeping, Selasa (10/1/2017).

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di jalur 3 in 1 di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (10/5). Pemprov DKI Jakarta secara resmi akan menghapus aturan jalur 3 in 1 pada Senin (16/5). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Fakta ini didapat setelah peneliti dari Ontario, Kanada, melakukan studi terhadap 6,6 juta penduduk di sana dari 2001 sampai 2012. Mereka yang tinggal berjarak sekitar 50 meter dari jalan raya dan penuh polusi berisiko terserang demensia sebesar tujuh sampai 12 persen.

Semakin dekat dengan jalanan yang ramai, risiko terserang demensia pun semakin besar. Namun, mereka yang jarak antara rumah dan jalan raya sekitar 200 meter, kemungkinan terserang demensia relatif kecil.

Peneliti yang menjalankan studi ini sebenarnya tidak sepenuhnya yakin bahwa polusi memiliki keterkaitan dengan kondisi otak. Prediksi mereka menyebutkan polusi memicu peradangan pada otak sehingga terjadi gangguan ingatan dari waktu ke waktu alias demensia. 

 

  • Dementia sering disalahartikan sebagai penyakit pikun. Namun sebenarnya, demensia bukanlah penyakit melainkan gejala suatu penyakit.

    Demensia