Sukses

Usulan IDI agar Distribusi Dokter Merata

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan beberapa saran kepada pemerintah agar distribusi dokter merata.

Liputan6.com, Jakarta Jumlah dokter umum maupun dokter spesialis sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Sayangnya, distribusi dokter umum maupun dokter spesialis sebagian besar berada di kota-kota besar. Hal ini membuat masyarakat di daerah-daerah terpencil jarang tersentuh tenaga kesehatan.

Menanggapi distribusi dokter yang tidak merata, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan beberapa saran kepada pemerintah. "Dulu kami sempat dipanggil Jusuf Kalla terkait distribusi dokter yang tidak merata. Lalu kami menyampaikan beberapa usulan," kata Ketua Prof. Dr. Oetama Marsis, di Kantor IDI di Jakarta, Rabu (11/1/2017).

Pertama, menghidupkan kembali wajib kerja sarjana bagi dokter.

"Kami sudah mulai mempersiapkan peraturan pemerintah wajib kerja sarjana di lima bidang yakni bedah, anak, anestesi, kebidanan, penyakit dalam. Begitu sudah mau diterapkan tidak ada anggaran. Jika itu sudah (berjalan) nanti akan ditambah lima bidang lain, dan dokter umum juga," kata Marsis.

Kedua, menerbitkan kembali instruksi presiden seperti di tahun 1975. Berdasarkan instruksi presiden tersebut mewajibkan dokter, bidan, dan perawat bersedia ditempatkan di mana saja.

Ketiga, peraturan yang dikeluarkan menteri kesehatan tentang penempatan tenaga dokter.

"Tapi di pasal selanjutnya memperhatikan kelayakan kehidupan. Jangan seperti sekarang, gaji berapa lalu ditempatkan di daerah terpencil," kata Ketua Umum IDI masa bakti 2015-2018 ini.

Keempat, pemberian beasiswa bagi dokter yang mau ditempatkan di daerah terpencil.

 

Â