Liputan6.com, Singapura Singapura dikenal sebagai negara yang memiliki karyawan berprestasi. Tapi Singapura termasuk tertinggal dari negara lain dilihat dari karyawannya yang tidak mempunyai waktu tidur yang cukup.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan sebuah studi oleh SingHealth Polyclinics, empat dari sepuluh orang menderita kurang tidur pada hari kerja. Waktu tidur karyawan sangat kurang dari tujuh jam saat tidur malam.
Sementara itu, 26 persen karyawan gagal memeroleh jam tidur yang cukup di akhir pekan.
Rata-rata kurangnya jam tidur karyawan di Singapura sebanyak 44 persen lebih tinggi dibandingkan di negara-negara, seperti Amerika Serikat, yang menemukan antara 35 persen dan 37 persen karyawan kurang tidur selama tujuh jam tiap hari.
Penyebab kurang tidur
Penyebab kurang tidur
Studi menemukan, penyebab karyawan di Singapura kurang tidur, mereka cenderung menggunakan perangkat ponsel di tempat tidur atau di kamar tidur.
Mereka juga cenderung memiliki pekerjaan penuh (full time), kebiasaan merokok, dan sebelum tidur, mereka minum kafein dua jam sebelumnya.
Berdasarkan temuan ini, para peneliti berencana untuk mendata pasien yang mengalami masalah kurang tidur.
"Jika kita dapat mengidentifikasi modifikasi faktor yang menyebabkan mereka kurang tidur, seperti minum minuman berkafein sebelum tidur, maka kita dapat memiliki solusi yang sangat cepat," tulis peneliti Dr Tan Ngiap Chuan, dikutip dari The Straits Times, Senin (16/1/2017).
Penelitian dari SingHealth, yang diterbitkan dalam jurnal internasional Medicine pada bulan Agustus tahun lalu melibatkan 350 orang yang berusia antara 21 tahun dan 80 tahun.
Peserta yang diteliti di poliklinik Sengkang dan Bukit Merah diwawancarai menggunakan kuesioner standar.
Peserta yang dilaporkan punya waktu istirahat yang cukup cenderung memiliki waktu tidur yang teratur, tidak merokok, dan status pensiunan atau menganggur.
Selain itu, kebanyakan orang asal Tiongkok memiliki istirahat yang cukup dibandingkan dengan orang Melayu dan India.
Advertisement
Menjadi masalah umum
Menjadi masalah umum
Dr Tan Ee Ju, yang membuka praktik di Toa Payoh menyetujui, kurang tidur adalah masalah umum.
"Siswa berisiko mengembangkan kebiasaan tidur yang buruk karena pekerjaan sekolah, persiapan ujian dan internet serta kebiasaan ini akan masuk ke dalam kehidupan dewasa mereka. Untuk itu, orang tua harus menumbuhkan kebiasaan tidur dan pola tidur yang baik pada anak-anak tatkala mereka masih muda," tambahnya.
Kurangnya tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti sakit kepala, kelelahan, fokus minim, hipertensi, dan masalah kecemasan.
Low, seorang manajer bank berusia 59 tahun, yang punya waktu tidur 5 jam sampai 6 jam semalam tertidur di tempat kerja.
"Saya tertidur saat rapat kerja, terutama bila saya tidak berpartisipasi secara aktif pada rapat. Bahkan kadang-kadang saya mendengkur. Rekan-rekan saya harus mencubit untuk membangunkan saya," ungkapnya.