Sukses

Konsultasi Dokter Online Tak Boleh Langgar Etika Kedokteran

Konsultasi dokter online dilakukan via suara atau teks sehingga dokter tidak bisa memberikan diagnosis maupun terapi.

Liputan6.com, Jakarta Di era teknologi informasi yang modern seperti saat ini tersedia banyak layanan konsultasi  dokter online. Para dokter menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien lewat berbagai medium seperti chat, voice call, maupun video call. Namun dalam menjalankan layanannya, ada batas-batas yang tidak bisa dilanggar oleh dokter.

"Hingga kini belum ada peraturan yang mendetil dalam pelayanan kesehatan digital ini. Sehingga dalam praktek konsultasi dokter online kami memegang teguh etika kedokteran. Yakni tentang keselamatan pasien hingga kerahasiaan pasien," kata dokter Jessica Florencia dari Klikdokter pada 'Mencari Layanan Kesehatan Digital yang Etis dan Propublik' di Gedung Stovia, Jakarta pada Selasa (17/1/2017).

Konsultasi dokter online dilakukan via suara atau teks sehingga dokter tidak bisa memberikan diagnosis maupun terapi. "Untuk bisa memberikan diagnosis itu kan kita harus bertemu secara fisik. Tanya dulu ke pasien dijawab lalu ditanya lagi lalu pemeriksaan fisik lanjut pemeriksaan diagnostik," tuturnya lagi.

Sehingga jawaban dari konsultasi dokter online yakni tentang informasi kesehatan secara umum dan berbagai kemungkinan penyebab masalah kesehatan. "Misalnya dia tanya mengenai penyebab keputihan. Diberitahu bahwa penyebabnya bisa karena faktor hygiene, penggunaan pembalut berparfum, hubungan seksual yang tidak biasa," katanya lagi.

Jika dalam konsultasi dokter online itu sampai mendiagnosis penyakit malah bisa membahayakan pasien. " Tidak ada pemeriksaan fisik, jadi bisa tidak tepat diagnosisnya. Tetap kami sarankan untuk berkunjung ke dokter untuk periksa," tuturnya.