Liputan6.com, Jakarta Pengaruh media sosial yang semakin mudah diakses sering membuat orangtua panik dan khawatir akan perubahan perilaku anak-anaknya. Apalagi saat ini konten negatif seperti foto atau video porno terbilang mudah didapat.
Dalam hal ini, anak perlu mendapat edukasi seks yang tepat untuk mencegah hal negatif seperti seks bebas, penularan penyakit menular seksual hingga HIV/AIDS. Namun bagaimana caranya?
Psikolog remaja, Elizabeth Santosa mengatakan sebenarnya ada satu hal yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah anak melakukan perilaku negatif.Â
Advertisement
"Apapun profesi Anda, sebagai orangtua, Anda harus upgrade diri. Seberapa jauh pengetahuan Anda mungkin enggak cukup untuk jadi yang paling tahu di depan anak. Setiap waktu sains, pendidikan berubah. Jadi lebih baik orangtua yang bergerak. Faktanya, kalau kita enggak kasitau, anak anak cari tahu. Kita diam, dia juga akan cari tahu. Jadi mana yang terbaik?" katanya saat ditemui di acara 20 Tahun DKT Indonesia di XXI Lounge, Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (19/1/2017).
Menurut Elizabeth, memberikan edukasi seks pada anak jangan dilakukan saat anak beranjak remaja atau bahkan SMA. "Too late, platform digital saat ini membuat anak-anak 9 tahun sudah menstruasi. Jadi pubertas dini. Kalau orangtuanya baru memberitahu soal seks saat dia remaja ya telat."
"Jadi orangtua yang open up, eksplorasi. Jangan mau kalah dengan anak," pungkasnya.