Liputan6.com, Jakarta Masih cukup banyak orang yang percaya untuk langsung mengoleskan luka bakar dengan odol dan es batu. Ini adalah mitos yang keliru. Penanganan tepat untuk luka bakar bukan seperti itu, melainkan harus mengetahui jenis luka bakar yang dialami.
Luka bakar pada dasarnya terbagi dalam beberapa tahap. Biasanya, luka bakar yang tergolong ringan atau tingkat pertama, penderita hanya mengalami merah-merah dan kulit bengkak. Sementara tingkat dua, muncul rasa sakit karena terjadi pembengkakan dan kulit melepuh.
Advertisement
Baca Juga
Direktur Pengembangan Program dan Pelatihan di Keselamatan Dewan Nasional dari US, Barbara Caracci mengatakan, penanganan luka bakar tingkat dua bukan dengan odol maupun es batu, melainkan siram dengan air dingin hingga rasa sakit hilang.
"Gunanya untuk menghilangkan panas dalam kulit yang baru terbakar," kata Barbara dikutip dari situs Shape pada Jumat (20/1/2017). Sementara jika menggunakan es batu, cedera jaringan pun sulit dihindari.
Odol bukan obat luka bakar
Koordinator Instalasi Gawat Darurat Brawijaya Children and Women Hospital, dr Dita Elvina juga pernah menjelaskan hal yang sama. Menurut Dita, berapa pun derajat keparahan dari luka bakar yang terjadi pada anak maupun orang dewasa, tidak pernah disarankan untuk mengoleskannya dengan odol.
"Jika derajat satu dan derajat dua bisa dialirkan air yang sejuk terlebih dahulu. 10 sampai 15 menit kemudian, luka bisa diolesi seperti burnazin (gel). Jangan menggunakan odol apalagi mentega, karena akan terjadi infeksi yang lebih luas lagi," kata dia di akhir Desember 2015.
Setelah luka dicuci bersih dan ditutupi dengan gel, tutup menggunakan kasa steril. Bila muncul panas, bisa diberi obat penurun panas. "Kalau luka bakar masuk kategori derajat tiga, harus segera dibawa ke rumah sakit. Karena biasanya muncul dehidrasi," kata Dita Elvina menekankan.
Â
Advertisement