Liputan6.com, Washington D.C Seorang wanita berusia 47 tahun asal Washington D.C, BethAnn Telford patut dijadikan inspirasi sekaligus motivasi banyak orang. Apa yang spesial darinya?
Wanita yang diketahui sangat menyukai olahraga lari ini faktanya merupakan seorang penderita kanker yang juga mengalami kebutaan sebelah mata.
“Hal tersulit dalam hidup saya adalah memberitahukan kedua orangtua bahwa putri mereka kemungkinan besar akan meninggal karena kanker,” ungkapnya kepada Daily Mail, Sabtu (21/1/2017).
Mengetahui betapa sulitnya melontarkan kalimat tersebut kepada kedua orangtua, BethAnn pun akhirnya memutuskan untuk menyembunyikan penyakitnya selama enam bulan sejak ia pertama kali didiagnosis pada tahun 2004 silam.
“Saya tidak mau membuat keluarga saya khawatir dan saya tidak mau mereka tahu bahwa sebentar lagi mereka akan kehilangan putrinya,” lanjut BethAnn.
Enam bulan ia perangi kanker otak yang diidapnya itu tanpa siapa pun mengetahuinya. Kemudian ia menyadari bahwa menyembunyikannya bukanlah solusi tepat.
Ia pun memutuskan untuk terbuka dan akhirnya berhasil bertahan hidup sampai sekarang, yaitu sudah lebih dari dua belas tahun.
Kendati bisa menikmati hidup lebih lama, ia menyadari bahwa sel kanker masih ada dalam tubuhnya dang menggerogoti bagian otaknya. Operasi otak pada tahun 2005 yang dilaluinya ternyata tidak bisa secara menyeluruh membasmi tumor dalam kepalanya.
Kanker otak itu pasalnya menyebabkan gangguan akut pada indera penglihatan hingga berujung kebutaan pada mata sisi kiri BethAnn.
BethAnn juga mengaku selama belasan tahun ia dihadapi serangkaian masalah menyangkut kesehatan seperti infeksi saluran kantung kemih dan juga sering kejang-kejang.
Advertisement
Ia pun harus belajar ulang cara berjalan dan berbicara karena operasi tersebut sempat membuat daya ingatan serta fungsi otak menurun.
Meski BethAnn tahu dirinya tidak seberuntung orang lain, ia tidak putus asa dan justru berniat untuk memancarkan energi positif sebagai aksi perlawanan terhadap kanker yang diidapnya itu.
Energi positif itu disalurkan melalui olahraga lari marathon yang niatnya akan ia lakukan selama seminggu penuh di tujuh negara berbeda.
Diantaranya adalah Antartika, Chile, Amerika Serikat, Spanyol, Moroko, Dubai dan Australia. Lari marathon akan dimulai pada tanggal 23 Janurari ini dan berakhir di Sydney, Australia pada tanggal 29 Januari nanti.