Sukses

FK UGM: Kejadian Antraks Bukan di Daerah Godean

Antraks terjadi bukan di daerah Godean, melainkan Kulon Progo. Dan penularan antraks dapat terjadi dari hewan ke manusia.

Liputan6.com, Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) memberi tanggapan mengenai "penularan antraks" yang beredar melalui pesan berantai. Masyarakat diminta untuk tidak cemas dan takut mengunjungi RSUP Dr Sardjito karena antraks hanya menular dari hewan ke manusia, bukan dari manusia ke manusia.

"Masyarakat dapat dengan aman menggunakan fasilitas layanan kesehatan yang pernah merawat pasien terduga antraks," tulis dr Riris Andono Ahmad PhD dari Tim Respon Cepat Waspada Antraks FK UGM seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com pada Sabtu (21-1-2017)

Riris juga mengatakan, masyarakat yang ingin mengunjungi daerah Godean pun tidak perlu risau, karena kenyataannya tidak ditemukan adanya laporan kejadian penyakit antraks pada hewan di daerah tersebut.

Selanjutnya, masyarakat pun tidak perlu takut mengonsumsi daging, dengan catatan sebagai berikut.
- Jangan memotong dan mengonsumsi daging hewan yang sakit

- Belilah daging dari rumah pemotongan hewan bersertifikat

- Tidak membeli dan mengonsumsi daging hewan pemamahbiak, seperti sapi, kambing, kerbau, dan kedua, yang berwarna gelap dan berlendir.

- Masak daging dengan sempurna hingga matang, dengan suhu di atas 100 derajat Celcius selama lima sampai 10 menit.

- Gunakan sarung tangan plastik atau karet dan masker pada saat mengolah daging

"Laporkan segera ke posko kesehatan hewan terdekat apabila ada hewan peliharaan yang sakit," ujar Riris.

Dan segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat, apabila mengalami luka di kulit, setelah kontak dengan hewan yang sakit.

Agar Anda tidak termakan isu tidak benar mengenai penularan antraks, perlu diketahui bahwa 16 orang yang positif terkena penyakit antraks (hasil ini diketahui setelah mereka memeriksakan diri ke puskesmas setempat) bukan dari daerah Godean, melainkan Kulon Progo.

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Bambang Haryatno menjelaskan, pada November 2016 hingga akhir tahun, belasan orang dari Dusun Ngroto, Ngaglik, dan Penggung, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo memeriksakan diri ke Puskesmas Girimulyo II.

Menurut Bambang, 16 orang warga merasakan gejala yang sama di kulit seperti kulit melepuh, merah, kering, dan menghitam. "Karena kebetulan, semuanya terkena di kulit. Awalnya dideteksi karena tomcat," ujar Bambang saat dihubungi Liputan6.com pada Rabu (18-1-2017)

Melihat banyak pasien dengan gejala yang sama, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo mendatangkan tim dokter kulit dari RSUP Dr Sardjito untuk mendalami penyakit antraks ini.

Bambang juga yang memastikan bahwa saat ini 16 orang tersebut dalam kondisi baik, karena penyakit antraks baru menyerang kulit.

"Semuanya sudah dalam kondisi baik," ujar Bambang.