Liputan6.com, Jakarta Stroke bisa menyerang siapa saja, baik individu belia atau pun dewasa. Tapi, sebuah studi yang dilakukan selama 10 tahun dan melibatkan lebih dari 30 ribu wanita menemukan, mereka yang menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, tak merokok, dan hanya minum minuman beralkohol sesekali serta memastikan BMI di bawah 25, ternyata memiliki risiko 54 persen lebih rendah terkena stroke. Hal sebaliknya berlaku pada wanita yang tidak memperhatikan faktor-faktor yang telah disebutkan itu.
Sebetulnya selain menjaga pola hidup sehat seperti di atas, ada cara lain yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir risiko terkena stroke seperti dikutip dari laman Good Housekeeping, Senin (23/1/2017):
Baca Juga
1. Perhatikan angka Anda
Advertisement
Angka yang dimaksud adalah kadar gula darah serta tekanan darah. Bila Anda memiliki diabetes atau dokter memperingatkan bahwa Anda sudah dalam kondisi pradiabetes, pastikan untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh. Begitu pula dengan tekanan darah, idealnya kurang dari 140/90 dan kadar kolesterol di bawah 100, demikian yang dijelaskan oleh Dr Greene-Chandos.
2. Konsumsi lemak baik
Studi panjang yang dilakukan para peneliti Spanyol menemuan, diet Mediterania yang berbasis tumbuhan dan ditambah dengan minyak zaitun murni (extra virgin olive oil) atau kacang-kacangan seperti walnut, heazelnut, dan almond memangkas risiko penyakit jantung dan stroke hingga 30 persen dibandingkan diet rendah lemak.Â
Â
Mengudap buah jenis sitrus atau cokelat
3. Mengudap buah jenis sitrus dan cokelat
Asupan tinggi flavanoid--yang mudah ditemukan pada buah-buahan jenis sitrus--bisa mengurangi risiko stroke iskemik hingga 19 persen. Buah-buahan jenis tersebut juga berkemungkinan mengurangi inflamasi dan meningkatkan fungsi pembuluh darah, demikian yang diungkap sebuah studi di AS.
Sementara studi lain yang melibatkan 21 ribu orang di Inggris menungkap, mereka yang mengonsumsi hingga 100 gram cokelat jenis apa pun setiap hari memiliki risiko 25 persen terhindar dari masalah kardiovaskular termasuk stroke.
4. Cari pertolongan ketika depresi
Depresi dalam jangka panjang diketahui meningkatkan risiko stroke hingga dua kali lipat pada individu usia di atas 50. Hal ini bisa jadi terkait dengan kebiasaan kesehatan, inflamasi, peningkatan tekanan darah, serta perubahan biologis lainnya.
Bila Anda mengalami depresi, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapat rujukan tenaga medis tepat yang bisa membantu memberi terapi atau pengobatan.
Advertisement