Liputan6.com, Jakarta Kemajuan teknologi memang patut disyukuri. Kini orang dengan gangguan pendengaran kronis, terutama anak-anak, sudah memiliki solusi. Untuk pengobatan pendengaran kronis sekarang sudah ada implan koklea.
Baca Juga
Advertisement
Gangguan pendengaran terjadi karena tidak berfungsinya koklea (rumah siput) yang meneruskan suara ke saraf pendengaran dan otak. Hal ini bisa dipicu dari faktor genetika dan infeksi virus.
Implan koklea bisa mengatasi hal tersebut. Implan koklea juga bisa dipasang pada satu atau kedua telinga.
Satu set implan koklea terdiri atas unit dalam (pemasangan secara operasi) dan unit luar (alat yang dipasang di luar telinga).
Setelah anak dipasang implan koklea bukan berarti perawatan alat diabaikan. Perawatan implan koklea tetap diperhatikan oleh orangtua.
Ketika berbincang dengan Health-Liputan6.com di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana, Jakarta pada Selasa (24/1/2017), staf Departemen Telinga, Hidung, dan Tenggorokan Bedah Kepala Leher RSCM, dr Harim Priyono, SpTHT-KL(K) mengungkapan hal yang harus dihindari pengguna implan koklea.
1. Aliran listrik
Perhatikan tingkah laku anak Anda dari benda-benda yang bisa menghantarkan listrik. Bagaimanapun, implan koklea termasuk alat elektronik sehingga rentan terhadap kondisi aliran listrik yang mengalir di tubuh, yakni terkena aliran listrik (tersetrum).
2. Olahraga ekstrem
2. Olahraga ekstrem
Olahraga ekstrem yang ditujukan agar dihindari pengguna implan koklea berupa olahraga yang rentan terhadap terjadinya benturan.
Dalam contoh kasus, ada seorang anak pengguna implan koklea berusia 11 tahun. Ia melakukan operasi implan pada usia 5 tahun.
Kini, sang anak termasuk siswa berprestasi di sekolah, salah satunya ikut taekwondo, seni bela diri yang berasal dari Korea Selatan.
"Sebenarnya, pengguna implan koklea harus menghindari olahraga ekstrem yang berisiko terjadi benturan, seperti taekwondo. Dalam bela diri kan bisa saja terjadi anak tertendang dan jatuh. Benturan keras dapat terjadi yang akan membuat implan koklea terganggu," ungkap dokter Harim.
Advertisement