Sukses

Wali Kota Risma Anjurkan Konsumsi Ikan Laut bagi Asupan Gizi Bayi

Wali Kota Risma meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan agar melakukan sosialiasi konsumsi ikan sejak mulai jenjang PAUD untuk gizi anak.

Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bahwa pemeliharaan asupan gizi anak dan kesehatan bayi hingga usia dua tahun wajib menjadi perhatian setiap orangtua. Menurutnya, jika anak kekurangan asupan gizi pada awal pertumbuhan, fisiknya akan tumbuh lebih pendek. Selain itu juga berpengaruh terhadap perkembangan kognitif sehingga akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan, serta menurunkan produktivitas saat usia dewasa.

“Dengan cara seperti ini, kita bisa menentukan mulai dari IQ-nya seperti apa, kecerdasan intelektualnya, hingga fisiknya seperti apa di masa depan mulai sekarang,” tutur Wali Kota yang karib disapa Risma pada acara Gebyar 1.000 Hari Pertama Kehidupan di Balai Pemuda Surabaya, Rabu (25/1/2017).

Risma memberikan contoh, di Korea Selatan sekarang penduduknya berpostur tinggi karena mulai dari kandungan hingga bayi, mereka diberi asupan makanan kaya gizi seperti ikan laut. Oleh karena itu, Wali Kota meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan agar melakukan sosialiasi konsumsi ikan sejak mulai jenjang Pendidikan anak usia dini (PAUD).

“Sosialisasi makan ikan ini harus dipaksa, jika anak tidak suka harus dipaksa. Karena ini baik untuk anak dan ibunya.” ucap Risma.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita menambahkan, angka ibu meninggal akibat pendarahan menurun dari 39 kasus di tahun 2015 menjadi 27 kasus di tahun 2016. Turunnya angka tersebut dapat dicegah salah satunya dengan gerakan 1000 HPK.

“Mulai dari calon pengantin hingga nanti punya anak berusia dua tahun, pasangan diberi pengetahuan tentang kesehatan reporduksi, bagaimana perlakuan ke calon bayi saat masih dalam kandungan, hingga ASI ekslusif hingga dua tahun,” kata Febria.

Febria menambahkan, untuk menekan angka ibu mengalami pendarahan saat melahirkan, Pemkot Surabaya melakukan pendampingan. Seorang ibu hamil wajib didampingi empat pendonor dengan golongan darah yang sama. Telah ada 315 calon pengantin dan 150 bidan untuk program 1000 HPK tersebut.

“150 bidan tersebut berasal dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan, dan Akademisi Gizi. Bagi warga yang ingin mendaftar bisa ke 63 puskesmas di Kota Surabaya untuk mendaftarkan diri, gratis,” ujar Febria.

Ayu Kartika Sandi salah satu peserta program 1000 HPK menjelaskan, bahwa program ini dirasa sangat penting bagi calon pengantin. Melalui program ini para calon pengantin diberikan fasilitas tes kesehatan secara gratis, dan diberikan wawasan baru mengenai apa dan sebaiknya yang dilakukan calon pengantin sebelum menikah hingga punya anak berusia dua tahun.

“Kami mengimbau kepada seluruh calon pengantin agar bisa melakukan pemeriksaan di puskesmas sebelum ke KUA mulai dari pemeriksaan fisik, LAB, hingga suntik TT. Kemudian ikut program 1000 HPK dan punya anak yang sehat hingga berusia dua tahun,” kata Ayu.