Liputan6.com, Jakarta Saat sakit biasanya nafsu makan berkurang. Padahal, makan saat sakit benar-benar bisa mempercepat proses pemulihan. Apa sebabnya?
Para peneliti di Biological Studies, Salk Institute, menemukan makan bahkan ketika tidak lapar bisa membantu pemulihan.
Baca Juga
Asisten Profesor Janelle Ayers dan timnya memberi bakteri Salmonella Typhimurium pada tikus, yang menyebabkan hilangnya nafsu makan dan menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lainnya. Tikus yang banyak makan, meskipun tak kelaparan, hidup lebih lama dibanding tikus yang tidak makan.
Advertisement
Pemikiran alami adalah makanan tambahan meningkatkan kekebalan tubuh, tapi itu tidak terjadi dalam penelitian ini. Ayers menemukan bakteri tidak banyak menyebar ketika tikus makan dengan benar, yang memungkinkan mereka tetap sehat.
Salmonella bisa menekan nafsu makan di dalam tubuh sehingga dapat menyebar dan menambah infeksi.
"Apa yang kami temukan adalah kehilangan nafsu makan membuat Salmonella lebih mematikan, karena itu mungkin usus perlu menemukan nutrisi untuk dirinya sendiri," kata peneliti Sheila Rao dalam siaran pers.
Penelitian ini hanya melihat kerja bakteri pada tikus dan bukan manusia, tetapi tim berharap ini menjadi awal yang baik untuk melakukan penelitian tambahan pada penurunan nafsu makan pada penyakit metabolik seperti tekanan darah tinggi. Selain itu, tim berharap perawatan berbasis nutrisi-bisa memberikan alternatif dari obat-obatan antibiotik.
"Menemukan alternatif antibiotik ini sangat penting karena obat ini mendorong evolusi strain resisten antibiotik yang mematikan," kata Ayres, seperti dikutip dari laman Medical Daily, Senin (30/1/2017).Â