Sukses

Hati-hati, Perceraian Bisa Menular

Hubungan pernikahan di era modern ini banyak yang berakhir dengan perceraian. Kenapa pilihan ini mendadak populer di kalangan masyarakat?

Liputan6.com, Jakarta Era tahun 1970 hingga 1980-an merupakan fase yang sangat kelam bagi pasangan menikah. Pasalnya dalam dua dekade tersebut banyak hubungan pernikahan yang kandas dan berujung perceraian.

Tidak jauh berbeda, hubungan pernikahan pasangan di era modern juga banyak yang berakhir dengan perceraian. Alasan yang melatarbelakangi perceraian mereka tentunya beragam.

Namun, semakin seringnya perceraian terjadi di kalangan masyarakat membuat banyak orang bertanya akan kemungkinan hal ini menular antar satu pasangan dengan yang lainnya.

Jadi, apakah betul perceraian bisa menular antar satu pasangan dan lainnya?

Sekelompok peneliti gabungan dari Brown University, Harvard University, University of California, San Diego berkolaborasi untuk menguak fakta di balik hal ini.

Melalui penelitian selama tiga dekade, para peneliti menemukan fakta bahwa 75 persen pasangan menikah di kota Framingham, Massachusetts sangat mungkin memutuskan untuk bercerai jika salah satu teman dekat mereka bercerai.

2 dari 2 halaman

Tertular lewat gosip

Penelitian tersebut juga mengungkap adanya beberapa pasangan yang bisa dengan mudahnya memilih untuk bercerai setelah mendengar gosip soal teman dari teman yang bercerai.

Temuan mereka sangatlah memilukan hati lantaran kesucian hubungan pernikahan seolah tidak ada artinya lagi dan perceraian dipandang sebagai tren yang wajib diikuti guna menciptakan kebersamaan dengan yang lainnya.

“Beberapa pasangan bahkan tidak menyadari bahwa mereka mengikuti tren itu dan merasa hubungan mereka berakhir karena masalah internal serta ketidakcocokan yang baru terlihat sekarang,” jelas salah satu peneliti, seperti dikutip dari laman Elle, Senin (30/1/2017).

Peneliti lain William Doherty lanjut menjelaskan, “mereka sebetulnya masih cinta satu sama lain dan tidak ada masalah. Tanpa disadari masalah itu dibuat sendiri melalui ekspektasi yang terbentuk atas standard pandangan terhadap seorang pasangan.”

Masyarakat membuat tolak ukur soal pasangan yang ideal, ketika pasangan tidak bisa memenuhi kriteria itu, maka perceraian dianggap sebagai solusi jitu.