Liputan6.com, Jakarta Saat membaca artikel ini mungkin Anda sedang menghisap sebatang rokok sambil ditemani secangkir kopi beraroma nan sedap. Sungguh nikmat memang, tapi kenikmatan tersebut tak sebanding dengan risikonya.
Sebenarnya Anda pun tahu merokok tidak baik bagi kesehatan, bahkan mayoritas orang akan langsung menjawab organ paru-paru ketika ditanya perihal organ tubuh yang rusak karena efek merokok. Padahal, merokok juga sangat erat kaitannya dengan penyakit jantung koroner.
Seperti kita tahu penyakit jantung koroner disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh darah di jantung yang prosesnya telah dimulai 10-20 tahun sebelum orang tersebut didiagnosis menderita penyakit pembunuh nomor satu ini.
Baca Juga
Penyebabnya tak lain dan tak bukan karena timbunan lemak yang melekat pada lubang pembuluh darah jantung sehingga lubang tersebut lambat tapi pasti menjadi sempit hingga tersumbat total dan mengakibatkan munculnya serangan jantung.
Advertisement
Lalu apa hubungannya dengan merokok? Dari hasil penelitian ternyata lemak akan lebih mudah menempel pada pembuluh darah yang rusak, atau dalam bahasa medis disebut sebagai jejas endotel (perlukaan pada dinding pembuluh darah). Kabar buruknya yang paling sering menyebabkan jejas (lecet) tersebut ialah radikal bebas.
Tentu saja rokok seperti kita tahu mengandung radikal bebas yang sangat banyak, bahkan dari hasil penelitian memperlihatkan radikal bebas pada penyakit jantung koroner paling banyak berasal dari rokok. Radikal bebas dari rokok terhisap kemudian masuk ke dalam paru-paru selanjutnya ke aliran darah melalui pembuluh darah di paru-paru.
Telah lama kita ketahui bahwa rokok mengandung radikal bebas yang sangat banyak. Penelitian memperlihatkan radikal bebas pada penyakit jantung koroner paling banyak berasal dari rokok. Radikal bebas dari rokok akan terhisap, masuk ke paru-paru, kemudian masuk ke aliran darah melalui pembuluh darah di paru-paru.
Alhasil menyebabkan lemak semakin mudah menempel dan menyebabkan pembuluh darah kehilangan sifat elasitasnya. Pembuluh darah yang awalnya bisa mengecil-membesar, jika terdapat jejas perlahan menjadi kaku.
Di samping penyakit jantung World Health Organization (WHO) juga mencatat bahwa tiap tahunnya lebih dari 36 juta kematian (63% dari angka kematian global) disebabkan karena penyakit kritis seperti kanker dan diabetes selain penyakit jantung.
Tentunya kita tak menginginkan tubuh terjangkit penyakit-penyakit tersebut. Bisa Anda bayangkan saat usia produktif tapi terserabg penyakit mematikan rasanya sudah tergambar masa depan yang akan dirasakan hanya karena kelalain mengikuti gaya hidup yang tak sehat.
Kalau sudah begitu Anda harus tanggap mencari solusi financial security bila risiko menimpa diri Anda.
Melihat fenomena peningkatan risiko penyakit kritis seperti stroke, jantung dan diabetes, Prudential Indonesia meluncurkan PRUcrisis cover benefit plus 61. Sebuah inovasi produk asuransi tambahan yang menawarkan perlindungan kondisi kritis yang komprehensif dan melindungi 61 kondisi kritis termasuk stroke, jantung, kanker, gagal ginjal, ketulian, kebutaan, serta prosedur Angioplasty.
Produk ini lahir karena berdasarkan catatan Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bahwa per tahun 2015, jumlah klaim penyakit kritis terbanyak adalah untuk stroke, kanker, dan penyakit jantung. Sampai 30 Juni 2016, jumlah kasus klaim untuk penyakit-penyakit kritis, meningkat 18%, sementara nilai klaimnya meningkat 54% dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya.
Selain memberikan manfaat perlindungan penyakit kritis, PRUcrisis cover benefit plus 61 juga memberikan perlindungan terhadap risiko meninggal dunia berupa 100% Uang Pertanggungan dan manfaat tindakan Angioplasty sebesar 10% Uang Pertanggungan atau maksimal Rp200.000.000 (dua ratus juta Rupiah).
Manfaat-manfaat ini tidak mengurangi Uang Pertanggungan, dan hal ini yang menjadi keunikan PRUcrisis cover benefit plus 61, serta membuatnya menjadi yang pertama menawarkan manfaat tersebut di pasar asuransi jiwa Indonesia.
Prudential Indonesia memberikan penawaran khusus bagi nasabah yang membeli produk ini dari Oktober 2016 hingga akhir Desember 2016. Selama periode ini, nasabah dapat memperoleh perlindungan PRUcrisis cover benefit plus 61 melalui 5 persyaratan underwriting yang sederhana, dimana nasabah hanya perlu menjawab 5 pertanyaan kesehatan.
Tak hanya itu, asuransi tambahan PRUcrisis cover benefit plus 61 dapat ditambahkan ke produk asuransi dasar PRUlink assurance account yang merupakan produk asuransi jiwa terkait investasi (unit link) dengan premi berkala, unggulan Prudential Indonesia. Produk ini ditawarkan melalui jaringan sekitar 240.000 tenaga pemasar Prudential Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. PRUcrisis cover benefit plus 61 tersedia dalam bentuk konvensional maupun syariah.
Bersama Prudential lindungi diri sekarang juga untuk kebahagiaan Anda dan keluarga tercinta.
Â
(Adv)