Liputan6.com, Jakarta Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memvonis Jessica Kumala Wongso sebagai pembunuh temannya sendiri, Mirna Salihin. Dari 32 kali persidangan, Jessica juga terbukti secara berencana menghabisi nyawa Mirna dengan racun sianida.
Namun melihat sejumlah fakta, Puslafor Mabes Polri dalam Sidang Perkara Kematian Mirna Salihin menilai, racun sianida (Natrium-sianida=NaCN) yang diberikan kepada Mirna Salihin dengan dosis jauh lebih tinggi dari racun yang diberikan pada kematian Munir. Tetapi kadar racun sianida dalam cairan lambung hanya 0,2 mg per liter. Kontradiksi sekali.
Dosis tinggi yang diberikan ternyata dalam cairan lambung hanya 0,2 mg per liter kecil sekali. Sangat disayangkan Puslafor Mabes Polri tidak mengadakan autopsi terhadap jenazah Mirna Salihin. Sebab autopsi atau Visum at Repertum, merupakan alat untuk mengetahui sebab kematian Mirna Salihin.
Advertisement
Kematian Wayan Mirna Salihin disebabkan oleh racun sianida atau Natrium-sianida (NaCN) yang dipermasalahkan diawali dari pernyataan orang tua Mirna Salihin: langkahi dahulu mayat saya untuk mengadakan autopsi pada jenazah Mirna Salihin. Berarti keluarga Mirna Salihin "melarang" autopsi terhadap jenazah Mirna Salihin.
Sehingga pemeriksaan Pusat Laboratorium Forinsik Mabes Polri bukan sebagai Visum et Repertum sebab pemeriksaan dilakukan sesudah 3 (tiga) hari dari kematian Mirna Salihin serta jenazah telah diberi formalin; tetapi Puslabfor Polri memastikan bahwa kematian Mirna Salihin disebabkan atau the cause of death adalah Natrium sianida (NaCN).
Puslabfor Polri melaporkan bahwa kadar NaCN dalam lambung dengan konsentrasi 0,2 miligram per liter cairan lambung, tanpa menyebutkan adanya kristal NaCN dalam lambung Mirna Salihin. Tetapi dijumpai adanya korosif lambung tetapi bagian mana lambung yang mengalami korosif juga tidak disebutkan. Organ lainnya : hati, jantung, ginjal juga diperiksa secara sampel tetapi tanpa dijumpai adanya Natrium-sianida.
Gejala Keracunan Sianida Mirna Salihin
Gejala keracunan NaCN Mirna Salihin muncul pertama sekali dalam kurun waktu 7 (tujuh) menit sesudah sedotan pertama (bukan diminum melalui gelas tetapi menggunakan sedotan) es kopi Vietnam dari gelas. Adanya es menunjukkan suhu cairan dalam gelas diperhitungkan 0 Celsius.
Mirna Salihin minum es kopi Vietnam bukan diminum langsung melalui gelas tetapi menggunakan sedotan yang dimasukkan ke dalam gelas sampai ke dasar gelas Mirna telah menunjukkan gejala pertama: mulut terasa panas (hal ini ditunjukkan tangan Mirna mengipas-ngipas mulutnya), terus mual , rasa sakit , kejang-kejang, beberapa menit kemudian tidak sadarkan diri dan dibawa ke-klinik terdekat menggunakan korsi roda. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri dan meninggal dalam perjalanan sesudah beberapa puluh menit kemudian.
Gejala pertama sekali sesudah menyerut larutan NaCN: mulut berbusa serta berwarna “ke-biruan” (sianosis) seperti terbakar . (Sumber: Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri melalui Liputan 6 ; 12/6/20016). Gejala Kematian Mirna Salihin: kurun waktu 7 menit sesudah sedotan pertama es kopi Vietnam: dimulai dari mulut rasa terbakar, bibir berwarna sianosis mulut, disusul mual, mulut berbusa, rasa sakit, kejang-kejang, tidak sadarkan diri kurang dari 1 (satu) jam sesudah sedotan pertama es kopi Vietnam: Mirna Salihin menghembuskan nafas terakhir atau telah terjadi kematian.
Merupakan rentetan kematian yang disebabkan oleh racun sianida dalam dosis jauh lebih tinggi dari dosis lethal racun sianida yaitu: 200-250 mgr bagi orang dewasa. Keracunan sianida melalui alat percernaan yang bersifat langsung. (Sumber :WHO, 2001).
Kisruh Kematian Mirna Tanpa autopsi
Puslafor Mabes Polri memeriksa organ tubuh Mirna hanya merupakan bersifat sampel saja dan sesudah jenazah telah diberikan formalin serta telah 3 hari sesudah kematian. Hanya menjumpai kadar racun sianida dalam lambung sejumlah 0,2 mgr per liter cairan lambung, serta tidak menjumpai adanya NaCN pada organ lain: hati, limpa, jantung, darah dan sebagainya.
Bukti materi racun sianida hanya dijumpai dalam cairan lambung dalam dosis yang kecil sekali. Sehingga dalam persidangan menghadirkan Saksi Ahli menuju kepada motif pembunuhan. Berbagai argumentasi pada persidangan perkara Kematian Mirna Salihin dengan tersangka: Jessica Kumala Wongso termasuk ditinjau dari aspek Psikologi, Psikiatry dan Motif pembunuhan menetapkan bahwa Sebab Kematian atau Cause of death Mirna Salihin adalah racun sianida berupa :Natrium-sianida(NaCN).
Oleh Kuasa Hukum Jessica Kumala Wongso: menghadirkan berbagai Saksi Ahli baik Ahli Tosikologi Forensik, Ahli Pathology Forensik maupun Ahli Kimia Forensik dan Ahli Hukum Pidana baik Saksi Ahli dalam negeri maupun Saksi Ahli Luar neger pada beberapa kali persidangan.
Mengantisipasi Keterangan Saksi Ahli
Selama persidangan sebagian terbesar merupakan perdebatan antara Saksi Ahli Jaksa Penuntut Umum dengan Saksi Ahli Kuasa Hukum Jessica Kumala Wongso. Pokok masalah perdebatan adalah:
- Apakah Kematian Mirna Salihin disebabkan atau cause of death Mirna Salihin adalah racun sianida berupa Natrium sianida (NaCN). Apakah dengan dosis 0,2 mgr NaCN dalam cairan lambung Mirna sudah dapat mematikan Mirna ?
Dengan gejala yang mucul dalam kurun waktu 7 menit pasca-sedotan es kopi Vietnam dan kurun waktu kurang dari satu jam Mirna telah menghembuskan nafas terakhir atau meninggal ?
Sebagai Pokok Bahasan dalam tulisan ini dengan mengkaitkan: sifat-sifat kimia, fisik serta gejala-gejala dari keracunan sianida yang muncul sampai saat kematian Mirna Salihin. Dengan Judul: Membuka tabir kematian Mirna melalui sifat kimia, fisik dan gejala keracunan keracunan sianida.
Sifat kimia dan fisik Natrium sianida dan gejala keracunan sianida
Natrium sianida atau NaCN dibedakan menjadi: Natriun sianida berbentuk kristal, tidak berwarna dan tidak berbau tetapi bila bercampur cairan dimulut berbau: almond. Keracunan sianida bila muntah atau cairan keluar dari mulut berbau almond gejala yang khusus.
Kristal Natrium sianida
Derajat kelarutan Natrium-sianida 58 % pada suhu 20 derajat celsius dan pada suhu 35 derajat Celsius daya larut
menjadi 87 %. Apabila kristal Natrium-sianinida ditaburkan kedalam cairan tergantung kepada suhu cairan, apabila ditaburkan kedalam cairan kopi Vietnam mengandung es berarti suhu: 0 Celsius daya larut menurun sekali.
Es kopi Vietnam yang disedot Mirna pada dasar gelas ada endapan kristal sianida warna putih
Keracunan sianida pada Kematian Wayan Mirna Salihin: kristal NaCN ditaburkan pada cairan es kopi Vietnam : suhu 0 Celsius menyebabkan kelarutan keristal Natrium-sianida sangat sukar sehingga dengan gaya gravitasi kristal racun sianida mengendap pada dasar gelas es kopi Vietnam yang disedot Mirna Salihin dengan sedotan.
Bagaimana Pembunuh Mirna Salihin mendapatkan racun sianida?
Kemasan racun sianida untuk produk industri dikemas dalam kemasan minimal 500 gram, sehingga untuk menaburkan racun sianida kedalam es kopi Vietnam dalam kasus Mirna Salihin harus dipindahkan dengan sendok kedalam kemasan plastik.
Kristal racun sianida: kontak langsung dengan tangan atau dengan kulit lembab akan terjadi rasa terbakar adanya bintik merah... Pembunuh Mirna Salihin mendapatkan racun sianida dari kemasan minimal 500 gram. Menuangkannya ke kantong plastik harus dengan sendok sebab kristal racun sianida kontak langsung dengan tangan lembab akan memberikan luka bakar ditangan.
Kemasan racun sianida minimal 500 gram
Adanya kristal racun sianida dijumpai kristal pada dasar gelas es kopi Vietnam dapat dijelaskan : Berat Jenis (BD) Natrium-sianida : 1,6 akan mempengaruhi daya endap NaCN. Dengan BD Natrium-sianida 1,6 atau 1600 mgr/cc maka setiap 1 cc Natrium-sianida berisi 1600 mg sedangkan ukuran 1 (satu) sendok teh adalah 5 cc, maka setiap 1 (satu) sendok teh dari kristal Natrium-sianida berisi 5 X 1600 = 8000 mgr kristal Natrium-sianida.1 (satu) sendok teh berisi keristal Natrium-sianida sejumlah 8000 mg.
Reaksi kimia Natrium-sianida bila terjadi kontak dengan cairan atau udara lembab akan terbentuk per-oksigen dapat mengakibatkan iritasi sampai terbakar.
Dosis Lethal Natrium-sianida: dimulai dari dosis toksis adalah dosis yang dapat menimbulkan kesakitan dan dilanjutan Dosis Lethal adalah Dosis yang mengakibatkan kematian tergantung dari jalan masuknya racun NaCN misal: melalui alat pernafasan atau dihirup dengan kadar 200 ppm melalui pernafasan mengakibatkan kematian.
Dosis lethal NaCN melalui alat pencernaan (dimakan atau diminum) adalah 200-250 mgr bagi orang dewasa atau 250: 8000 = 0,03125 atau seper-tiga- puluh satu sendok teh. Takaran dosis lethal atau sejumlah 1/31 sendok teh kristal Natrium-sianida diberikan kepada seseorang dewasa sudah dapat membunuh kurun waktu beberapa jam. Tetapi bila pemberian keristal NaCN jauh diatas dosis lethal misalnya ½ (setengah) sendok teh akan menyebabkan kematian hanya beberapa puluh menit setelah pemberian. (Sumber WHO, 2001).
Keracunan Natrium-sianida dapat melalui alat pernafasan, suntikan, kontak langsung dan alat pencernaan. Bila melalui makanan akan langsung menelan kristal tergantung jumlah keristal yang ditaburkan ke dalam makanan akan menimbulkan gejala yang pertama tergantung dosis yang dipergunakan.
Apabila dipergunakan minuman : Natrium-sianida yang ditelan ada dua jenis yaitu: berupa larutan Natrium-sianida dalam cairan dan kristal Natrium-sianida yang mengendap didasar gelas minuman apabila meminum menggunakan sedotan. Meminum cairan Natrium-sianida dengan sendok ditelan hanya cairan mengandung NaCN, tanpa adaya keristal Narium-sianida.
Berbeda bila diserut dengan sedotan sebab ujung dari sedotan sampai didasar gelas ada keristal, yang disedot: selain larutan NaCN dan juga Kristal Natrium-sianida. Sehingga jumlah yang dipergunakan racun Natrium-sianida sangat tinggi sekali jauh lebih tinggi dari dosis lethal atau 1/31 sendok teh. Kematian Mirna Salihin disebabkan menggunakan racun NaCN yang terdiri dari: larutan NaCN + keristal NaCN dari dasar gelas es kopi Vietnam .Dengan dosis jauh lebih tinggi diatas lethal dosis. Sehingga kematian Mirna Salihin memerlukan waktu singkat dari saat pertama kali ia menyedot larutan.
Gejala keracunan sianida
Gejala pertama sekali muncul sampai dengan kematian tergantung pada jalan masuknya racun sianida dapat melalui: alat pernafasan, melalui suntikan, dengan kontak langsung misalnya dengan kulit, melalui mata dan melalui alat pencernaan. Dan juga tergantung dosis sianida dan suhu cairan yang diberikan.
Gejala keracunan NaCN dengan kontak langsung: memegang cairan larutan Natrium-sianida + kristal NaCN akan terjadi lepuh dan pecah atau ter-iritasi seperti terbakar kurun waktu seketika.
Gejala keracunan NaCN kontak langsung atau menggenggam kristal NaCN
Begitu toksisnya NaCN kontak langsung dengan dosis lethal terus memberikan gejala pertama kali. Gejala keracunan NaCN diberikan melalui minuman dengan dosis lethal bagi manusia: 200-250 mg bagi orang dewasa gejala pertama sekali muncul yaitu mulut rasa terbakar sesudah 10-20 menit dari saat pemberian NaCN. (WHO,2001).
Pemberian NaCN jauh diatas dosis lethal akan memberikan gejala pertama keracunan sianida akan lebih cepat, hanya beberapa menit saja seperti keracunan NaCN langsung. Gejala keracunan Natrium-sianida melalui alat pencernaan: dimakan adanya kristal yang masuk kelambung. Melalui minuman yang disedot ada 2 jenis: larutan Natrium-sianida dan Kristal Natrium-sianida melalui mulut yang masuk kelambung akan menambah dosis toksis akan mempercepat munculnya gejala pertama keracunan.
Gejala pertama sekali muncul sesuai dengan kontak langsung yaitu rasa terbakar di-mulut. Diikuti perobahan warna mulut menjadi ke-biruan (sianosis) dan pendarahan. Diikuti rasa mual atau gejala gastro-enteritis, sesudah mual diikuti muntah dengan bau yang khusus bagi keracunan Natrium-sianida yaitu berbau: bawang. Mulut berbusa di-ikuti muntah semula tanpa warna diikuti adanya darah: muntah darah.
Gejala keracunan sianida pada mulut sesudah meninggal
Gejala selanjutnya adalah gangguan cerebrospinalis : kejang-kejang dan merintih kesakitan sampai tidak sadarkan diri mempengaruhi : jantung, tekanan darah turun drastis, pernafasan, tidak sadarkan diri beberapa puluh menit kemudian meninggal (Sumber: WHO, 2001).
Disimpulkan Kematian Mirna: disebabkan racun Natrium-sianida berupa kristal putih ditaburkan kedalam gelas bervolume 350 cc berisi es kopi Vietnam dengan suhu O Celsius (karena ada es), Mirna bukan meminum es kopi Vietnam secara langsung melalui gelas tetapi menyedot dengan sedotan yang ujung dasar sedotan sampai dasar gelas. Pada suhu O Celsius (karena ada es) daya larut NaCn sangat kecil sehingga dengan gaya gravitasi kristal NaCN mengendap didasar gelas.
Mirna menyedot es kopi Vietnam dengan sedotan ada 2 jenis NaCN yang disedot Mirna: bagian atas larutan NaCN dan bagian dasar adanya kerital NaCN. Itulah sebabnya kadar NaCN dalam cairan lambung kecil sekali 0,2 mg per liter dan kristal NaCN mengendap pada dasar lambung yang tererosi berat. Sesudah tujuh menit kemudian dari saat sedotan pertama es kopi Vietnam oleh Mirna mulut terasa panas (mengipas-ngipas mulut dengan tangan), mulut berbusa, warna mulut kebiruan, muntah, kesakitan, kejang-kejang, tidak sadarkan diri dan kematian sebelum 1 (satu) jam dari sedotan pertama es kopi Vietnam.
Gejala-gejala tersebut diatas sesuai dengan keracunan Natrium-sianida dengan dosis tinggi yang kontak langsung dengan kristal Natrium-sianida melalui alat pencernaan. Membuka tabir sebab kematian Wayan Mirna Salihin dapat ditempuh dengan mengetahui sifat fisik dan sifat kimia serta gejala dari racun sianida.
Diangkat dari buku yang saya tulis dengan judul: RACUN SIANIDA. Menelusuri Kematian Mirna Salihin Melalui Sifat Fisik dan Kimia Racun Sianida.
Ditulis oleh:
dr drh Mangku Sitepoe
Anggota IDI.NPA.1102.514.90.
Saksi Terkait dalam PK perkara Polycarpus dalam kematian Munir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 2008.