Liputan6.com, Jakarta Masing-masing individu menyikapi masa pensiun secara berbeda. Ada yang begitu menantikannya, ada pula yang cemas menghadapinya.
Masa pensiun memang merupakan pengalaman yang kompleks bagi hampir setiap orang karena terkait dengan perubahan identitas serta keseharian. Pensiun juga memicu berbagai emosi yang sangat kompleks, termasuk depresi dan rasa takut.
Baca Juga
"Kecuali tantangan tersebut dihadapi dengan pemahaman bahwa masa kejayaan bisa surut," ujar Irene Deitch, PhD, psikolog dan profesor emeritus di College of Staten Island, City University of New York.
Advertisement
Menurut Irene, bahkan individu yang berpikir bahwa mereka sudah mempersiapkan diri pun bisa merasakan masa transisi pensiun begitu berat ketika telah benar-benar memasukinya.
Memahami hambatan umum dari pensiun serta cara mengatasinya, penting untuk membuat masa pensiun Anda menyenangkan dan penuh kebahagiaan.
Melansir Everydayhealth, Rabu (8/2/2017), berikut masalah emosional yang akan dihadapi invidu yang memasuki masa pensiun:
1. Siapa saya?
"Kita seringkali mengidentifikasikan diri dengan apa yang kita lakukan, `Saya seorang profesor`, `Saya pelukis`, `Saya bekerja di bidang perakitan`, atau apa pun yang telah menjadi pekerjaan Anda," ujar Nancy K. Schlossberg, EdD, penulis buku Retire Smart, Retire Happy: Finding Your True Path in Life.
Menurutnya, kehilangan embel-embel identitas tersebut bisa sangat membingungkan bagi banyak orang.Â
Â
Kehilangan rutinitas kerja
2. Kehilangan rutinitas dunia kerja
Kita terbiasa berangkat kerja dan bertemu orang-orang yang merupakan bagian dari dunia kerja kita. Tak memiliki rutinitas kerja atau tempat kerja lagi juga bisa menimbulkan perasaan kehilangan baik itu terkait jaringan sosial atau pun organisasi. Hal itu bisa mencetuskan perasaan "kehilangan", Dr Schlossberg menjelaskan.
3. Perubahan hubungan di rumah
Dr Deitch mengatakan, masa jeda dari rutinitas kantor seperti pensiun, menikah, atau memiliki anak bisa memperuncing masalah dalam hubungan.
"Ketika salah satu atau keduanya dari pasangan bekerja, ada jeda ruang pribadi yang terbentuk alami. Kemudian ketika tiba-tiba pasangan bersama-sama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, hal itu bisa sangat mengganggu," ujarnya.Â
Â
Advertisement
Merasa ajal semakin dekat
4. Merasa ajal semakin dekat
Pensiun juga bisa menjadi semacam pengingat bahwa Anda semakin mendekati akhir hayat. Meskipun penghujung usia Anda mungkin masih 20 atau 30 tahun lagi. Memasuki masa pensiun bisa memicu perasaan, "Aku akan kehilangan apa berikutnya?".
5. Mengguncang rasa percaya diri
Jika masa pensiun disebabkan oleh kondisi tertentu seperti PHK, mendapat tekanan untuk mundur dari pekerjaan, atau diasingkan, maka hal itu akan lebih memicu timbulnya perasaan tidak mampu, menghancurkan rasa percaya diri, serta depresi.
Â