Liputan6.com, Jakarta Jumlah pengidap penyakit kanker dewasa ini semakin meningkat. Segala macam bentuk perawatan ditawarkan oleh institusi kesehatan guna memulihkan para penderita kanker.
Terapi pemulihan dari penyakit kanker umumnya melibatkan proses yang menyakitkan sekaligus memakan biaya yang cukup besar. Contohnya adalah kemoterapi.
Namun para penderita diharapkan tidak langsung berkecil hati. Ada berita baik yang disampaikan oleh sekelompok peneliti dari University of Kansas, AS. Penemuan ini membuat para pengidap penyakit kanker lebih optimistis dalam upaya memulihkan diri.
Advertisement
Seperti diberitakan di laman Natural News, Rabu (8/2/2017), sekelompok peneliti telah melakukan serangkaian tes yang melibatkan pemberian injeksi vitamin C berdosis tinggi terhadap sekelompok pasien kanker.
Setelah diberikan vitamin C berdosis tinggi, para peneliti menemukan sel-sel kanker dalam tubuh pasien berkurang drastis jumlahnya, sementara sel-sel sehat menetap dalam tubuh secara utuh.
Temuan yang sudah membuat heboh para pembaca jurnal Science Translational Medicine ini sebetulnya bukanlah terobosan baru.
Dilansir dari BBC, temuan ini nyatanya pertama kali ditemukan pada 1970 oleh seorang ahli kimia di Oregon State University, AS bernama Linus Pauling.
Setelah membuktikan vitamin C secara efektif menargetkan sel kanker melalui penyuntikan zat tersebut pada 22 pengidap kanker ovarium, kepopuleran universitas Oregon State pun meroket.
Bahkan sampai detik ini Oregon State University masih diakui sebagai pemrakarsa terkemuka untuk terapi vitamin C. Selain mengupas manfaat injeksi vitamin C dosis tinggi, Pauling juga mengamati perbedaannya dengan perawatan kemoterapi yang kini menjadi metode terfavorit banyak orang untuk menanggulangi masalah kanker.
Menurutnya, vitamin C adalah solusi paling aman dalam menangani kanker. Tidak seperti kemoterapi yang umumnya melibatkan pembasmian hampir semua sel yang ganas dan sehat, bahkan sering berujung kematian, injeksi vitamin C membiarkan sel sehat menetap di tubuh dan memungkinkan pasien hidup sehat lebih lama.
Namun perlu diketahui, sukses membasmi sel-sel kanker dalam tubuh hanya bisa dilakukan jika vitamin C diberikan melalui injeksi. Ketika vitamin C dikonsumsi secara oral, kandungannya akan bertindak sebagai antioksidan.
Ketika diinjeksi, kandungannya akan memicu pembentukan senyawa hydrogen peroxide. Ini merupakan senyawa yang dihasilkan oksigen yang menjadi senjata ampuh membasmi sel kanker.