Sukses

Didikan Keras Orangtua Membuat Anak Lebih Nekad di Masa Depan

Orangtua yang cara didiknya keras dan kasar membuat anak lebih rentan terhadap seks di usia dini, narkoba dan aksi kekerasan.

Liputan6.com, Jakarta Cara orangtua mendidik menjadi penentu perilaku anak di masa depan. Memang tidak ada cara sederhana untuk mendidik anak agar bisa tumbuh menjadi seperti yang diinginkan. Butuh usaha keras orangtua serta kesabaran mereka untuk bisa membuat anak lebih positif perilaku serta pencapaiannya saat dewasa nanti.

Tidak sedikit jumlah orangtua yang menerapkan cara didik yang keras dan juga kasar terhadap anaknya. Orangtua yang mengandalkan metode ini kerap meneriaki anak ketika ada salah, memukulnya jika tidak patuh dan menggunakan ancaman verbal dan fisik lainnya untuk melatih kedisiplinan serta memberikan hukuman terhadap anaknya itu.

Orangtua yang mengandalkan kekerasan dan ketegasan terlalu berlebihan seperti ini pasalnya mengira bahwa strategi tersebut sangatlah tepat untuk membuat anak lebih tangguh dan sukses ketika dewasa nanti. Mereka umumnya mengira sifat mengayomi akan membuat anak menjadi lemah dan tidak bisa bertahan saat dewasa.

Namun seperti dikutip dari laman CNN, Jumat (10/2/2017), sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Child Development  menunjukan adanya kemungkinan besar anak tidak lulus sekolah atau universitas saat ia dewasa nanti.

Selain itu, mereka rentan terserang penyakit mental seperti depresi dan kecemasan berlebih. Kedua hal itulah yang menyulitkannya untuk fokus belajar dan sukses lewati jenjang pendidikan dengan mulus.

2 dari 2 halaman

Balas dendam anak ketika dewasa

Asumsi para orangtua yang mendidik anak dengan keras terfokus pada pengembangan mental anak yang lebih baik jika dibuat lebih tangguh melalui aksi kekerasan hari demi hari.

Menurut seorang profesor jurusan psikologi di University of Pittsburgh, Rochelle Hentges, asumsi itu tidaklah benar dan orangtua mereka tidak memikirkan dampak berjangka panjang yang akan membuat anak lebih memilih untuk membangkang dibandingkan patuh dan tangguh.

Penelitian yang dilakukannya bersama rekan-rekan berdurasi 9 tahun dan melibatkan lebih dari 1.500 siswa dari beberapa sekolah berbeda di wilayah Maryland, Washington.

Penelitian menganalisa perkembangan perilaku dan sikap mereka dari sejak mereka kelas satu SMP sampai 3 tahun setelah lulus SMA. Melalui kuesioner yang diberikan secara rutin kepada murid, para peneliti bisa menemukan dampak buruk cara didik orangtua sebagian murid yang diyakini cukup keras dan kasar.

Temuan mereka mengungkap bahwa murid perempuan yang dididik secara kasar oleh orangtua lebih rentan terlibat dalam aktivitas seksual sejak usia dini atau ketika memasuki kelas satu SMA.

Sementara murid laki-laki lebih rentan melakukan aksi kekerasan dan jadi suka mencuri. Mereka semua yang menjadi korban didikan keras orangtua tumbuh menjadi sosok yang suka melawan orangtua dan menolak untuk patuh pada peraturan apa pun.