Liputan6.com, Jakarta Narkoba jenis LSD dalam satu dekade terakhir ini sangat populer digunakan kalangan anak muda. Narkoba pembuat halusinasi ini hadir dalam bentuk cairan yang kemudian diteteskan pada kertas berbentuk persegi.
Kertas berbentuk persegi itu lalu dimasukan ke dalam mulut dan dibiarkan menetap di lidah sampai kandungannya larut dengan sendirinya. Efek halusinogen LSD bisa bertahan 12 hingga 18 jam. Lamanya efek halusinogen terasa dalam tubuh menjadikan LSD narkoba dengan efek terlama.
Baca Juga
Setelah diteliti lebih jauh, ternyata ketika LSD dikonsumsi, kandungannya terjebak dalam reseptor sel otak dalam jangka waktu yang cukup lama. Fakta mencengang lainnya yang juga ditemukan peneliti, ternyata kandungan narkoba itu hanya terdeteksi dalam darah selama satu jam.
Advertisement
Temuan ini tentunya menghebohkan kalangan peneliti. Bagaimana narkoba yang terdekteksi di darah hanya dalam waktu satu jam ini efeknya bisa dirasakan selama hampir seharian penuh?
Untuk mengetahui jawabannya, para peneliti menggunakan alat penangkap gambar khusus yang disebut crystallography images. Penangkap gambar khusus ini secara spesifik menunjukan bagaimana atom terbentuk dalam setiap molekul.
Para peneliti kemudian memusatkan pengambilan gambar pada molekul LSD yang ada di dalam reseptor serotonin. Foto tersebut menunjukan bahwa ketika LSD terikat pada reseptor serotonin, molekulnya menjadi terjebak dan kesulitan untuk keluar. LSD juga semakin sulit keluar ketika struktur protein reseptor serotonin mulai menempel pada seluruh bagian molekul LSD.
Demikian informasi yang dimuat situs Popular Science, Jumat (10/2/2017).