Sukses

Tumor Selimuti Tubuh dan Wajah, Sudjai Berjuang Membuka Matanya

Tumor mulai muncul pada usia 10 tahun lalu menutupi seluruh tubuh dan wajahnya.

Liputan6.com, Bangkran, Thailand Akibat benjolan yang membengkak berupa tumor di seluruh tubuh dan wajah, ia mempertanyakan, bagaimana cara menyembunyikan diri di rumahnya karena penampilannya dianggap menakuti orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Sudjai, pria asal Bangkran, Thailand didiagnosis neurofibromatosis berupa kondisi kulit langka yang menyebabkan tumor menggelembung. Tumor tersebut seperti membentuk di seluruh tubuhnya.

Ia tak menyangka dirinya menderita kondisi langka. Pria yang kini berusia 69 tahun, semasa kecil hidup sehat. Namun, saat dirinya mencapai usia 10 tahun, ratusan benjolan mulai berkembang di tubuhnya.

Hampir enam dekade lamanya, tubuh ayah dari dua anak ini dirusak oleh tumor. Pembengkakan di sekitar wajahnya kian parah, bahkan ia berjuang untuk membuka matanya.

Ratusan tumor menutupi tubuh dan wajahnya. (Foto: Mail Online)

Menurut pengakuannya, sesuai ditulis Mail Online, Jumat (10/2/2017) mengatakan, keluarganya tidak mampu membayar perawatan medis ketika benjolan mulai terbentuk. Tak ayal, kondisinya makin memburuk.

"Ketika benjolan ini mulai muncul, kami sangat miskin dan tidak mampu untuk berobat. Sekarang mereka (keluarga) jadi kesusahan karena saya tidak ingin pergi keluar. Penampilan saya menakutkan orang-orang, terutama anak-anak," ungkap Sudjai.

2 dari 2 halaman

Bukan kanker

Tumor yang diidap bukan kanker

Benjolan yang ada di seluruh tubuhnya terdapat perbedaan ukuran. Pertumbuhan dan pembengkakan benjolan ternyata tidak bersifat kanker.

"Terkadang kondisi ini tidak begitu serius dan pasien dapat hidup cukup normal. Tapi, dalam hal ini tumor mulai menutupi matanya. Terlebih lagi tumor mencegah pola tidur normal karena orang yang bersangkutan begitu tidak nyaman," kata dokter Jhinda yang merawat Sudjai.

Meskipun kondisinya didera tumor, Sudjai tetap melanjutkan untuk memulai sebuah keluarga sendiri. Hal yang sangat disayangnya, putrinya, yang berusia 36 tahun mulai menunjukkan tanda-tanda kondisi langka.

Karena keluarganya miskin, Sudjai tidak berobat. (Foto: Mail Online)

Sementara itu, anak lelakinya merupakan seorang pekerja buruh. Dialah sumber pendapatan tunggal bagi keluarga.

Demi mengobati putrinya, sang ayah berjuang membuat permohonan bantuan di media sosial untuk mendapatkan pengobatan sebelum kondisi putrinya memburuk.